Jika Anda membeli suatu produk di supermarket atau minimarket, maka lesitin kedelai adalah salah satu bahan yang kerap dimasukkan dalam daftar ingredients. Lantas, sebenarnya apa itu lesitin kedelai? Amankah dikonsumsi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, silakan simak penjelasannya di bawah ini! Sekilas tentang Emulsifier Lesitin Kedelai Lesitin kedelai merupakan sebuah zat aditif yang dibuat dari bahan kedelai. Kegunaan dari lesitin kedelai ini adalah sebagai pengemulsi atau agen yang dapat menyatukan berbagai macam zat di dalam adonan. Baca juga: Sorbitol Bermanfaat Untuk Industri Apa Saja? Cek di Sini! Tak hanya itu saja, manfaat lesitin kedelai juga untuk pelindung rasa serta memberi efek antioksidan. Nah, pada beberapa macam produk seperti roti, produk susu sapi, es krim, pasta, susu kedelai, margarin, dan sebagainya kerap mengandung zat ini. Meskipun terbuat dari bahan nabati, akan tetapi, lesitin kedelai mendulang kontroversi. Terutama dampaknya untuk masalah Kesehatan. Nah, sebagai informasi tambahan, emulsifier yang satu ini juga diproduksi dalam bentuk suplemen untuk menurunkan kolesterol. Tingkat Keamanan Konsumsi Emulsifier Lesitin Kedelai Zat aditif ini sebetulnya aman untuk dikonsumsi dengan kadar yang rendah. Meski begitu, dalam produk yang Anda konsumsi pastinya mengandung zat aditif lain yang bukan tidak mungkin berbahaya jika dikonsumsi berkepanjangan. Maka dari itu, sangat disarankan untuk membatasi asupan makanan olahan. Ada baiknya untuk mengganti makanan olahan tersebut dengan jenis makanan utuh. Seperti buah atau sayur yang tentunya mengandung nutrisi lebih lengkap. Lesitin kedelai juga merupakan bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi meskipun persentasenya kecil. Terlebih untuk orang yang mempunyai alergi terhadap kedelai di level yang ekstrem. Maka dari itu, sebelum mengonsumsi bahan yang mengandung lesitin kedelai, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter. Manfaat Emulsifier Lesitin Kedelai Pada dasarnya, bukti medis terkait dengan lesitin kedelai masih sangat terbatas. Namun, ada beberapa potensi manfaat jika Anda mengonsumsi emulsifier lesitin kedelai ini. Berikut pembahasannya : 1. Menghindarkan Tubuh dari Kerusakan Otot Lesitin kedelai adalah bahan yang mengandung senyawa esensial Bernama kolin. Dimana bahan ini mempunyai peran yang penting untuk tubuh. Kolin juga merupakan komponen neurotransmitter asetilkolin dengan bentuk senyawa fosfatidilkolin. Apabila tubuh Anda kekurangan kolin, maka ada risiko perlemakan hati, disfungsi organ, dan juga kerusakan otot. 2. Dapat Menurunkan Kadar Kolesterol Kabar baik untuk Anda yang kerap mengonsumsi makanan yang mengandung lesitin kedelai adalah dapat menurunkan kadar kolesterol. Meskipun riset mengenai efektivitas lesitin kedelai ini masih terbatas. Namun, sudah ada studi yang menunjukkan bahwa lesitin kedelai dapat menurunkan kolesterol jahat tanpa harus menurunkan kolesterol yang baik. Jadi, lesitin kedelai sangat cocok dijadikan bahan aditif berbagai macam makanan yang Anda konsumsi sehari-hari. Menilik manfaat dan tingkat keamanan dari konsumsi lesitin kedelai, tentunya Anda boleh-boleh saja menambahkan pengemulsi yang satu ini dalam makanan. Pastinya, Anda harus memilih produk lesitin kedelai yang sudah ber-BPOM dan halal. Baca juga: Manfaat Sorbitol dalam Kosmetik Salah satu produk yang direkomendasikan adalah emulsifier Global Solusi Ingredia. Tak hanya menyediakan lesitin kedelai saja, GSI juga memiliki produk pengemulsi fungsional yang dapat digunakan pada industri makanan ataupun non-makanan seperti bahan kemasan dan plastik. GSI sendiri merupakan produsen bahan makanan yang terkemuka di Malaysia dan Indonesia yang menyediakan bahan-bahan makanan berkualitas internasional. Mulai dari emulsifier, pewarna, minyak, antioksidan, dan masih banyak lagi. Silakan Anda kunjungi website GSI untuk mengetahui berbagai macam produknya secara lebih lengkap. Demikian, semoga pembahasan di atas bermanfaat dan segera beralih dengan bahan makanan berkualitas untuk industri Anda Bersama Global Solusi Ingredia.
Banyak terjadi perdebatan terkait dengan emulsifier apakah zat itu dicap halal atau haram. Apakah emulsifier itu sendiri? Emulsifier adalah zat kimia yang membuat lemak terdispersi dalam air atau tetesan air yang terdapat dalam lemak atau minyak. Pengemulsi digunakan dalam makanan yang mengandung lemak (atau minyak) dan air. Contoh pengemulsi adalah lesitin, mono dan digliserida. Pengemulsi dapat dibuat dari sumber hewani atau nabati. Apa itu emulsifier Emulsifier sumber hewani dinilai lebih berpotensi menimbulkan sifat haram daripada halal. Alasannya ialah, ketika dibuat dari sumber hewani, pengemulsi cenderung mengandung kandungan dari tulang hewan. Jikalau hewan tersebut ialah hewan halal dan disembelih dengan cara halal, maka hukumnya ialah halal. Namun, seringkali kita tidak mengetahui hewan apa yang dipakai sebagai bahan dasar pengemulsi tersebut. Sumber emulsifier Berbeda dengan tanaman, pengemulsi berbahan dasar tanaman lebih dicap kehalalannya. Hal ini karena tanaman tidak dibatasi masalah halal dan haramnya. Oleh karenanya, apabila pengemulsi atau emulsifier dibuat dengan sumber dari tanaman, maka bisa dipastikan halal, karena tidak melalui proses penyembelihan. Baca juga: Emulsifier Pada Minuman, Amankah untuk Kesehatan? Contoh emulsifier berbahan nabati Terdapat beberapa contoh emulsifier. Contoh yang pertama ialah lesitin. Lesitin adalah campuran lemak yang penting untuk sel-sel dalam tubuh manusia. Ini dapat ditemukan di banyak makanan, termasuk kedelai dan kuning telur. Dalam makanan, lesitin adalah sumber utama kolin, nutrisi yang mirip dengan vitamin B. Lesitin diubah menjadi asetilkolin, zat yang mentransmisikan impuls saraf. Orang menggunakan lesitin untuk penyakit Alzheimer dan demensia, penyakit parkinson, dan banyak kondisi lainnya, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang baik untuk mendukung penggunaan ini. Dengan fakta ini, jika menemukan pengemulsi dengan kandungan lesitin, maka dapat dipastikan halal. Contoh emulsifier berbahan hewani Contoh yang kedua ialah mono dan digliserida. juga disebut mono- dan digliserida asam lemak, jenuh atau tidak jenuh, adalah campuran monogliserida (umumnya dengan 40-90%) dan digliserida, dan juga termasuk sejumlah kecil trigliserida. Ini adalah pengemulsi yang paling banyak digunakan dalam makanan dan dengan nomor aditif makanan Eropa E471. Bahan baku utama yang terlibat dalam produksi mono dan digliserida adalah asam lemak dan gliserol, keduanya secara alami terdapat dalam lemak/minyak nabati dari hewan (misalnya sapi, babi) dan sayuran (berbagai biji tanaman). Untuk halal atau tidaknya, contoh emulsifier jenis ini beresiko haram, karena mengandung potensi sumber hewani yaitu babi. Dimana sumber hewani dari babi merupakan zat yang haram dalam islam walaupun konsentrasinya kecil. Untuk itu, dari kedua jenis diatas, emulsifier yang memiliki kemungkinan lebih tinggi haramnya ialah monogliserida. Hasil penelitian Menurut penelitian dari Universitas Putra Malaysia, status kehalalan emulsifier E471 menjadi dipertanyakan, jika sumber asal nabati atau hewani tidak disebutkan dalam label. Isu ini menjadi semakin penting mengingat banyak isu baru-baru ini terkait dengan penggunaan emulsifier E471 dalam produk makanan tertentu seperti kopi dan mayones. Juga, ada beberapa spekulasi bahwa E471 di beberapa merek komersial cokelat bisa jadi emulsifier yang berasal dari hewan. Dalam kasus seperti ini, mungkin perlu memiliki metodologi analitis yang dapat membantu melacak sumber asal emulsifier. Baca juga: Jenis Emulsifier yang Biasa Digunakan untuk Industri Makanan Kesimpulan Kesimpulannya, pembeli bahan makanan atau produsen kue, harus sangat jeli dalam melihat kandungan atau komposisi dari bahan tersebut. Karena jika ada kesalahan sedikit saja, bisa menimbulkan keputusan yang fatal apakah halal atau tidak. Namun walau begitu, pembeli dapat melihat logo halal atau haram yang telah diberi cap oleh Majelis Ulama Indonesia. Sehingga, pembeli tidak perlu kuatir dalam memilih produk emulsifier. Salah satu sumber untuk membeli emulsifier halal adalah melalui GSI. GSI adalah salah satu produsen bahan makanan halal yang menjamin produk emulsifier bebas bahan hewani. Emulsifier dijamin halal dikonsumsi karena sudah didukung oleh BPOM dan MUI.
Mungkin banyak masyarakat yang sudah tidak asing dengan emulsifier pada minuman dan makanan. Lantas apa sih arti dari emulsifier dan bahannya terbuat dari apa? Bagi yang merasa penasaran, silahkan cek artikel di bawah supaya lebih paham. Tentunya kita tahu bahwa air dan juga minyak tidak akan dapat menyatu meskipun diletakkan di satu wadah yang sama. Dalam kondisi tertentu, banyak pihak yang ingin mencampurkan kedua bahan tersebut. Sayangnya, saat keduanya dicampurkan tentu tidak bisa karena otomatis langsung memisah kembali. Hal tersebut karena ada perbedaan tingkat polaritas pada kedua zat tersebut. Air menjadi molekul yang mempunyai gugus polar. Berbeda dengan minyak yang memiliki gugus non polar. Perbedaan tersebut membuat keduanya tidak dapat menyatu. Pasalnya, gugus polar hanya dapat disatukan dengan gugus polar saja. Begitu juga dengan gugus non polar yang hanya dapat disatukan dengan gugus non polar saja. Jika kedua bahan dapat menyatu, maka pasti ada zat emulsifier pada minuman. Apa itu Zat Emulsifier Pada Minuman Emulsifier atau yang dikenal dengan sebutan zat pengemulsi adalah jenis zat yang sering untuk membantu menjaga kestabilan pada emulsi minyak dan air. Emulsifier sendiri ada yang berbahan dasar dari emulsifier alami dan juga emulsifier buatan (sintetis). Baca juga: Jenis Emulsifier yang Biasa Digunakan untuk Industri Makanan Biasanya emulsifier alami terbuat dari bahan-bahan dari alam. Diantaranya seperti biji kedelai hingga kuning. Di dalam biji kedelai biasanya ada minyak yang tergolong tinggi dan di samping air. Kedua tadi dihubungkan zat yang bernama lecithin. Bahan ini yang diambil atau diekstrak dan dijadikan sebagai bahan emulsifier yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengolah berbagai produk olahan di pasar. Selain biji kedelai, Lechitin juga ada di biji-bijian lain serta produk hewani seperti otak dan telur. Selain itu, emulsifier alami juga sering ditemukan pada tepung kanji dan juga susu bubuk. Tepung kanji termasuk jenis emulsifier yang paling bagus digunakan untuk makanan. Tak hanya tepung kanji, bahan lain yang dapat digunakan adalah tepung sagu. Emulsifier Pada Minuman Dari Bahan Buatan Selain emulsifier yang terbuat dari bahan alami, ternyata ada juga emulsifier yang terbuat dari bahan buatan alias rekayasa manusia. Yang tentunya tujuannya untuk menghasilkan jembatan di antara minyak dan juga air. Meski dikenal sebagai sintesis, tidak semua bahan merupakan bahan buatan. Ada juga bahan yang terbuat dari bahan alami. Contohnya, lemak atau minyak yang merupakan trigliserida dengan satu gugus gliserol. Di mana gugus ini mempunyai tiga tangan. Tiga tangan tersebut masing-masing dikaitkan dengan asam lemak. Sehingga jadilah sebuah Momo serta digliserida yang selanjutnya berfungsi untuk penghubung antara air dan juga minyak. Yang selanjutnya dikenal dengan emulsifier sintetis. Bahan buatan manusia tersebut terbuat dari lemak yang telah direkayasa. Sedangkan sumber lemak sendiri dapat bermacam-macam. Ada yang terbuat dari sintesis atau minyak bumi dan ada juga terbuat dari lemak nabati (tumbuhan) serta hewani. Baca juga: Cari Tahu Perbedaan Agar-Agar, Jelly, dan Puding agar Tidak Salah Sebut Lagi Apakah Emulsifier Pada Minuman Itu Aman? Pertanyaannya sekarang adalah apakah emulsifier pada minuman itu aman untuk dikonsumsi? Jawabannya jelas sangat aman karena dibuat khusus dengan metode yang tidak membahayakan tubuh manusia. Apakah emulsifier ini halal untuk dikonsumsi? Belum tentu karena tergantung pada sumber minyak yang digunakan. Bagi yang membutuhkan emulsifier pada minuman yang aman dan halal, Global Solusi Ingredia adalah pilihan tepat. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai macam produk unggulan yang terbuat dari bahan alami dan tentunya sangat bagus untuk kesehatan.
Ingin tahu jenis emulsifier yang ada pada makanan? Seperti yang kita tahu, emulsifier adalah salah satu bahan sangat penting untuk diperhatikan. Bahan ini digunakan untuk menyatukan zat yang sebenarnya secara harfiah tidak dapat menyatu. Misalnya seperti minyak dan air yang memang keduanya tidak dapat disatukan. Tapi dengan adanya emulsifier, keduanya dapat menyatu dengan baik. Di pasaran, banyak sekali jenis emulsifier. Adapun jenisnya sebagai berikut : Asam lemak gliserol (Monogliserida, MG) Gliserin merupakan jenis emulsifier yang terbuat dari gliserin yang juga dipadukan dengan minyak hewani atau nabati. Biasanya emulsifier ini dibuat dengan metode interesterifikasi. Gliserin mempunyai tiga gugus hidroksil, yang salah satunya diesterifikasi dengan ester yang dikenal dengan nama Monogliserida dan asam lemak. Baca juga: Cari Tahu Perbedaan Agar-Agar, Jelly, dan Puding agar Tidak Salah Sebut Lagi Asam asetat Monogliserida (Asetat Monogliserida atau AMG) Asam asetat Monogliserida juga disebut sebagai asetat Monogliserida. Jenis emulsifier ini memiliki ciri asam asetat yang terikat langsung dengan Monogliserida. Biasanya jenis emulsifier ini memiliki sedikit aktivitas. Hanya saja ada banyak karakteristik serta bidang aplikasi yang dibenamkan di sini. Misalnya Monogliserida asetat dapat mengembang 8 kali dengan tegangan tertentu. Ester Asam Laktat Monogliserida (Latyated Monoglyceride, MG) Ester asam laktat Monogliserida merupakan jenis Monogliserida yang terlaktilasi. Yang mana asam laktat terikat penuh dengan Monogliserida. Ciri khas emulsifier ini adalah punya kemampuan berbusa yang lebih unggul dibanding emulsifiernya. Biasanya hal ini sering digunakan dalam hal shortening untuk membuat kue, pembusaan untuk membuat kue sendiri atau dikombinasikan dengan Monogliserida seperti biasanya. Asam suksinat dari Monogliserida (SMG) Ester asam suksinat yang didapat dari Monogliserida juga sering disebut sebagai suksinilasi Monogliserida. Yang mana asam suksinat yang ada di dalamnya terikat dengan Monogliserida. Biasanya aktivitas tersebut telah terdipresi antara air dingin dan panas. Yang kemudian larut dengan minyak dan lemak. Mengingat sifatnya yang tahan asam dan hidrofilik, biasanya sering digunakan untuk emulsifier margarin, dressing dan mayonaise. 5. Poligliserol Ester Asam Lemak (PGE) Ester poligliserol yang ada pada asam lemak juga sering disebut sebagai ester poligliseril. Jenis Emulsifier yang mana asam lemak didalamnya terikat pada esterifikasi pada poligliserin. Biasanya langsung terdispersi pada air dan kemudian larut dalam minyak. Hidrofilisitas serta lipofilisitasnya dapat berubah sesuai dengan derajat polimerisasi serta jenis asam lemak yang digunakan. HLB yang dibutuhkan biasanya berkisar 3 sampai 13. Sorbitan Ester Asam Lemak (Sorbitan Ester) Ester sorbitan asam lemak juga disebut sebagai ester sorbitan. Biasanya diproduksi esterifikasi sorbitol yang selanjutnya dipadukan dengan asam lemak. Jenis emulsifier ini dihasilkan dari campuran ester sorbitol serta ester sorbid, yang diproduksi bersamaan dengan ester sorbitan. Banyak jenis ester sorbitan pada asam lemak dan tingkatan esterifikasi. Umumnya sering digunakan untuk pengemulsi krim atau kebutuhan lainnya. Propilen Glikol Ester Asam Lemak (PG Ester) Ester propilen glikol asam lemak juga sering disebut ester PG. Emulsifier ini terbuat dari propilen glikol serta asam lemak yang selanjutnya dihubungkan dengan ikatan ester serta zat dari inter-esterifikasi yang merupakan campuran monoester dan juga diester. Baca juga: Cek Perbedaan Agar-Agar dan Gelatin untuk Pembuatan Makanan Produk monoester dihasilkan dengan melakukan distilasi molekuler dan juga monogliserida suling. Biasanya hal ini tidak dapat digunakan untuk pengemulsi namun tetap dapat mempertahankan struktur kristal alfa yang ada didalamnya. Sekarang Anda sudah tahu jenis emulsifier. Bagaimana menurutmu? Emulsifier memang banyak dijumpai di sekitar kita. Misalnya untuk pembuatan es krim atau sebagainya. Bagi yang memerlukan produk emulsifier di atas, Global Solusi Ingredia menyediakan semua bahan tersebut secara lengkap. Dilengkapi dengan izin BPOM, membuat jenis emulsifier yang dijual di sini lebih aman dan tidak membahayakan tubuh.
Emulsifier adalah salah satu bahan makanan yang biasanya digunakan untuk mencampurkan adonan yang berbahan air dan lemak seperti ice cream . Ice cream memiliki tekstur lembut dan meleleh di mulut karena efek emulsifier ini. Selain itu, berkat bahan makanan tersebut, tekstur ice cream tetap terjaga saat disimpan di dalam freezer . Emulsifier sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu alami dan sintetis. Kuning telur merupakan emulsifier alami. Sayangnya, ada orang yang alergi terhadap telur. Maka dari itu, muncullah versi sintetisnya sebagai solusi untuk mereka yang alergi telur. Contohnya adalah mono – dan digliserida , polisorbat 80, dan molekul glukosa atau ester sukrosa. Di Indonesia sendiri, pengemulsi yang paling banyak dipakai adalah TB, Ovalet, dan SP. Walaupun sama-sama bertugas sebagai pengemulsi, akan tetapi pada praktiknya penggunaan ketiga bahan tersebut tidaklah sama. Tergantung dari bahan-bahan apa yang dipakai untuk membuat suatu makanan. SP biasanya digunakan untuk adonan yang telurnya dikocok terlebih dahulu sampai mengembang, lalu dicampurkan dengan SP agar telur tidak turun ke bawah adonan. Ovalet untuk adonan yang bahan-bahannya lebih kompleks. Dan TB untuk adonan yang mentega dan gulanya diaduk terlebih dahulu. Baca juga: Simak Tips Cake Anti Gagal Berikut Ini! Namun, ketiganya memiliki kesamaan secara fungsi. Pertama, untuk menyatukan cairan dan lemak karena pada dasarnya kedua bahan tersebut sulit untuk menyatu. Kedua, membuat tekstur menjadi lebih lembut. Dan yang ketiga, sebagai bahan pengawet karena bisa memperpanjang usia penyimpanan produk. Pembuatan Es Krim dengan Emulsifier Untuk yang ingin membuat ice cream untuk keperluan usaha atau dikonsumsi pribadi, Anda bisa melihat resep di bawah ini. Bahan-bahan yang diperlukan: 1. 3 sachet susu kental manis atau setara dengan 12 sendok makan 2. 2 sachet susu bubuk 3. 10 sendok makan gula pasir 4. 500 ml air 5. 2 sendok makan maizena 6. ½ gelas air hangat 7. 1 sendok teh garam 8. 1 sendok makan SP ( emulsifier ) Cara membuat: 1. Siapkan semua bahan. 2. Masukkan semua bahan ke dalam panci, kecuali maizena, air hangat, dan SP. Masak hingga mendidih. 3. Kemudian, larutkan maizena dengan air hangat. 4. Setelah adonan mendidih, matikan api lalu masukkan maizena yang sudah dilarutkan tadi sembari diaduk-aduk sampai rata. 5. Tuang adonan yang ada di panci ke wadah. Tunggu sampai dingin sebelum dimasukkan ke dalam freezer . 6. Setelah adonan beku, keluarkan dari freezer lalu hancurkan dengan sendok. 7. Campurkan dengan SP dan mixer dengan kecepatan yang tinggi. Adonan bisa mengembang hingga 5x lipat jika adonan mengembang dengan sempurna. 8. Campurkan lagi dengan perasa yang diinginkan dan mixer kembali dengan kecepatan rendah sampai tercampur rata. 9. Masukkan kembali ke dalam wadah dan simpan ke dalam freezer hingga benar-benar beku. 10. Ice cream siap untuk dinikmati. Baca juga: Mengecek BPOM dan Kehalalan Industri Bahan Pangan Ice cream yang Anda buat tidak akan sebeku es batu karena peran emulsi yang tercampur pada adonan. Bahan ini sangat penting untuk digunakan, jadi jangan sampai Anda melewatkannya. Selain ice cream , pengemulsi juga bisa digunakan untuk makanan lain seperti kue. Pengemulsi dapat meningkatkan kualitas produk Anda, dari segi rasa maupun hasilnya. Dan yang paling penting adalah mengurangi biaya produksi. Untuk pengemulsi ice cream selain SP, Anda bisa menggunakan Glomul EPB 7014 dari Global Solusi Ingredia untuk meningkatkan stabilitas pembekuan. Anda bisa menemukan produknya di sini .
Emulsifier adalah salah satu bahan yang tidak asing sebagai pelengkap dalam pembuatan kue. Bahan ini mempunyai peran sebagai zat pengemulsi yang menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Apa itu emulsifier dan fungsinya untuk donat? Simak pembahasannya sebagai berikut. Definisi Emulsifier Emulsifier adalah kata yang bermakna pengemulsi serta berperan penting dalam adonan kue, karena bisa menyatukan minyak dan air. Jika donat yang Anda buat ditambahkan dengan emulsifier, maka komponen bahan air dan lemak bisa menyatu. Bagaimana Cara Kerja Emulsifier? Ahli pangan berpendapat bahwa emulsifier mempunyai kecenderungan hidrofilik dan lipofilik, sehingga air dan lemak dapat menyatu pada waktu yang sama. Ada beberapa manfaat bagi adonan donat, jika minyak dan air bisa tercampur, contohnya yakni dapat menjaga kualitas dan kesegaran donat. Baca juga: MengenaI Pangan Fungsional yang Baik dalam Industri Bahan Pangan Emulsifier juga menjaga kesatuan bahan makanan yang terpanggang dengan meningkatkan interaksi dua elemen atau lebih. Emulsifier sendiri bisa diperoleh secara alami dari kuning telur. Jadi, adonan dasar donat tidak perlu ditambahkan emulsifier apabila sudah menggunakan telur untuk bahan utama. Hal ini disebabkan karena, kuning telur memiliki kandungan lesitin yang berperan sebagai emulsifier. Fungsi Emulsifier pada Donat Emulsifier bisa menyatukan interaksi rumit pada cokelat, tepung, telur, minyak, gula dan bahan lainnya. Jika bahan-bahan tersebut tercampur, maka akan tercipta stabilitas dan keseragaman dalam adonan. Jika aerasi dan retensi air seragam, maka hasil donat menjadi lebih maksimal. Emulsifier juga mampu untuk membantu meningkatkan kualitas donat, dengan tekstur lembut dan masa penyimpanan kue lebih lama. Adonan Donat Beku Siap Digoreng Jika Anda memiliki adonan donat yang tidak langsung digoreng, maka bisa menyimpannya terlebih dahulu dengan cara dibekukan. Adonan donat beragi yang akan dibekukan, bisa dicetak dan dibentuk terlebih dahulu, biarkan mengembang, kemudian bekukan. Anda bisa meletakkan adonan di atas loyang yang terlapisi kertas roti, kemudian bekukan hingga padat. Selanjutnya, donat dipindahkan ke kantong plastik, lalu letakkan dalam freezer . Ketika adonan akan digoreng, Anda bisa membiarkannya dahulu pada suhu ruangan. Cara penyimpanan ini berlaku juga bagi donat yang telah matang. Bagian Lubang lebih Besar Dibandingkan Bentuk Donat Hal ini dilakukan dengan tujuan membuat donat lebih cepat matang secara merata, usahakan tidak menggunakan api yang terlalu besar. Jika ukuran donat yang digoreng semakin besar, maka api yang digunakan juga semakin kecil. Perhatikan Fermentasi Donat Fermentasi bisa mempengaruhi keberhasilan donat, Anda bisa memasukkan adonan donat dalam mangkuk yang sudah terolesi minyak. Kemudian tutup mangkuk dengan plastik wrap yang juga diolesi minyak. Adonan yang sudah ditutupi itu, bisa Anda masukan ke kulkas sekitar 15 jam atau sepanjang malam. Fermentasi dengan durasi waktu yang lama dan dilakukan pada suhu dingin, dapat membantu donat akan mengembang dengan sempurna. Memperhatikan Suhu Minyak untuk Menghasilkan Donat yang Menarik Pada dasarnya emulsifier adalah pengemulsi yang digunakan untuk membuat hasil gorengan adonan donat menjadi lebih bagus. Baca juga: Perbedaan Industri Minyak Goreng dengan Minyak Kelapa Dengan demikian perlu untuk memastikan bahwa donat tidak digoreng dalam minyak yang memiliki suhu terlalu tinggi. Hal ini bertujuan agar tidak terlalu mengembang, yang menyebabkannya donat menjadi pecah. Setelah membahas emulsifier adalah pengemulsi, namun penggunaan bahan ini cenderung bervariasi, tergantung formulasi resep. Ciptakan donat empuk dan mengembang dengan emulsifier berkualitas dari Global Solusi Ingredia. GSI merupakan perusahaan bahan pangan yang menyediakan emulsifier berkualitas serta berbagai macam bahan seperti pewarna, antimikroba, vitamin, dan masih banyak lagi. Semua bahan tersebut sudah teruji aman karena mengantongi izin BPOM RI dan dijamin halal.