Donat adalah salah satu kue yang paling populer di dunia. Dari jajanan pasar tradisional hingga dessert kekinian di kafe modern, donat selalu berhasil mencuri perhatian. Teksturnya yang empuk, lembut, dan manis dengan berbagai topping membuat siapa pun sulit menolak godaannya. Namun, di balik donat yang sempurna terdapat banyak faktor penting, salah satunya adalah jenis tepung yang digunakan . Tepung merupakan bahan utama dalam pembuatan donat yang berfungsi sebagai pembentuk struktur. Pemilihan tepung yang tepat akan menentukan apakah donat akan empuk, lembut, tahan lama, atau justru keras dan cepat basi. Banyak pemula dalam dunia baking belum memahami bahwa setiap jenis tepung memiliki kandungan protein dan gluten yang berbeda, yang sangat memengaruhi hasil akhir. Mengapa Tepung Sangat Penting dalam Pembuatan Donat? 1. Struktur Gluten Ketika tepung dicampur dengan air, protein dalam tepung (glutenin dan gliadin) akan membentuk gluten , yaitu jaringan elastis yang memberikan struktur pada adonan. Gluten ini menentukan seberapa kenyal atau lembut donat. Tepung dengan protein tinggi akan menghasilkan gluten yang kuat → donat lebih kenyal dan berisi. Tepung dengan protein rendah akan menghasilkan gluten yang lemah → donat lebih rapuh dan lembut. 2. Daya Serap Air Setiap tepung memiliki tingkat daya serap air yang berbeda. Hal ini memengaruhi kelembaban donat. Tepung yang baik akan menyerap air cukup banyak sehingga donat tetap lembut meski sudah dingin. Baca juga: 7 Jenis Margarin dan Kelebihannya dalam Membuat Kue Lebih Lezat 3. Daya Tahan Donat Pemilihan tepung juga menentukan seberapa lama donat bisa tetap empuk. Beberapa tepung dengan kadar protein tertentu lebih stabil sehingga donat tidak cepat kering atau basi. 7 Jenis Tepung untuk Donat Empuk, Lembut, dan Tahan Lama Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam berbagai jenis tepung untuk donat , apa saja perbedaannya, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana cara memilih tepung terbaik untuk menghasilkan donat yang empuk, lembut, dan tetap nikmat meski disimpan lebih lama. 1. Tepung Protein Tinggi (Bread Flour) Tepung ini memiliki kandungan protein sekitar 12–14%. Protein tinggi menghasilkan gluten yang kuat sehingga adonan lebih elastis. Kelebihan: Donat lebih kokoh dan kenyal. Cocok untuk donat yang ingin diberi isian berat seperti selai atau cokelat. Donat bisa tahan lebih lama karena strukturnya kuat. Kekurangan: Bisa membuat donat terasa lebih berat. Jika tidak diolah dengan baik, teksturnya kurang lembut. Cocok untuk: Donat besar dengan topping dan isian yang banyak. Donat ala bakery premium yang ingin terlihat kokoh. 2. Tepung Protein Sedang (All Purpose Flour) Kandungan protein sekitar 10–12%. Tepung jenis ini sering dianggap serbaguna karena bisa dipakai untuk roti maupun kue. Kelebihan: Tekstur donat empuk sekaligus lembut. Tidak terlalu berat, cocok untuk berbagai jenis donat. Lebih fleksibel untuk digunakan pemula. Kekurangan: Daya tahan donat tidak selama yang dibuat dari tepung protein tinggi. Donat bisa sedikit cepat kering jika tidak disimpan dengan benar. Cocok untuk: Donat klasik tabur gula. Donat dengan topping ringan seperti glaze atau meses. 3. Tepung Protein Rendah (Cake Flour) Kandungan protein hanya sekitar 7–9%. Gluten yang terbentuk sangat sedikit, sehingga teksturnya sangat lembut dan rapuh. Kelebihan: Donat terasa super lembut, hampir seperti sponge cake. Cocok untuk donat mini atau donat anak-anak. Kekurangan: Struktur donat lemah, mudah hancur. Tidak cocok untuk donat dengan isian atau topping berat. Tidak tahan lama, cepat kering. Cocok untuk: Donat ringan tanpa isian. Donat untuk acara sekali makan, bukan untuk dijual tahan lama. 4. Campuran Tepung Protein Tinggi dan Protein Sedang Banyak baker profesional menggunakan campuran dua jenis tepung untuk mendapatkan keseimbangan antara kelembutan dan daya tahan. Kelebihan: Donat empuk tapi tetap kokoh. Tekstur lebih seimbang: tidak terlalu berat, tidak terlalu rapuh. Tahan lebih lama dibanding hanya memakai tepung protein sedang. Kekurangan: Perlu takaran yang tepat agar hasil tidak terlalu keras. Cocok untuk: Donat modern dengan berbagai topping kekinian. Donat komersial untuk usaha bakery. 5. Tepung Khusus Donat (Donut Mix Flour) Beberapa merek tepung sudah menyediakan premix khusus donat yang sudah diformulasikan dengan bahan tambahan seperti pengemulsi, pengembang, dan gula. Kelebihan: Praktis dan hasil lebih konsisten. Tekstur biasanya empuk dan lembut. Cocok untuk pemula. Kekurangan: Lebih mahal dibanding tepung biasa. Rasa bisa monoton jika tidak dikombinasikan dengan bahan lain. Cocok untuk: Usaha donat skala kecil yang butuh kecepatan produksi . Pemula yang ingin hasil langsung berhasil. 6. Tepung Terigu Organik Tepung organik dibuat dari gandum tanpa pestisida kimia dan lebih alami. Kelebihan: Lebih sehat. Tekstur donat tetap lembut dengan cita rasa alami gandum. Cocok untuk branding donat sehat. Kekurangan: Harga lebih mahal. Hasil kadang tidak se-elastis tepung biasa. Cocok untuk: Donat sehat atau vegan-friendly. Pasar premium yang peduli gaya hidup sehat. 7. Tepung Non-Gandum (Alternatif Gluten-Free) Bagi orang yang alergi gluten, ada tepung alternatif seperti tepung beras, tepung singkong (tapioka), atau campuran gluten-free flour. Kelebihan: Aman untuk penderita celiac disease atau intoleransi gluten. Bisa memberikan cita rasa unik. Kekurangan: Tekstur donat lebih rapuh. Membutuhkan campuran bahan tambahan seperti xanthan gum untuk elastisitas. Cocok untuk: Donat gluten-free. Pasar niche yang fokus pada kesehatan. Tips Memilih Tepung untuk Donat Empuk dan Lembut Tentukan Jenis Donat yang Ingin Dibuat Donat klasik tabur gula → tepung protein sedang. Donat modern dengan topping berat → campuran protein tinggi + sedang. Donat super lembut → protein rendah atau campuran . Perhatikan Kadar Protein pada Kemasan Setiap merek tepung biasanya mencantumkan kadar protein. Gunakan itu sebagai patokan utama. Kombinasikan dengan Bahan Lain Tepung saja tidak cukup. Gunakan telur, susu, mentega, dan gula untuk menambah kelembutan. Uji Coba dengan Berbagai Merek Setiap merek tepung memiliki karakteristik berbeda meski kadar protein sama. Jangan ragu mencoba untuk menemukan yang terbaik. Baca juga: 7 Rekomendasi Bubuk Coklat Premium untuk Sajian Minuman Lezat dan Berkualitas Cara Membuat Donat Lebih Tahan Lama Selain pemilihan tepung, ada beberapa teknik agar donat tetap empuk meski disimpan lebih lama: Gunakan Bahan Pelembut (Bread Improver atau Emulsifier) Membantu menjaga kelembaban dan mencegah donat cepat kering. Tambahkan Susu atau Yogurt Menambah kelembutan dan daya tahan donat. Simpan di Wadah Tertutup Udara bebas bisa membuat donat cepat kering. Gunakan Metode Frozen Dough Donat bisa dibekukan sebelum digoreng, lalu digoreng saat dibutuhkan. Kesimpulan Pemilihan tepung yang tepat adalah kunci utama untuk menghasilkan donat yang empuk, lembut, dan tahan lama. Tepung protein tinggi memberikan struktur kokoh, tepung protein sedang menciptakan keseimbangan empuk-lembut, sementara tepung protein rendah menghasilkan donat super lembut namun kurang tahan lama. Banyak baker profesional memilih untuk mencampur dua jenis tepung agar hasilnya seimbang. Selain itu, tersedia juga tepung premix donat, tepung organik, hingga tepung bebas gluten untuk kebutuhan khusus. Intinya, tidak ada satu jenis tepung yang sempurna untuk semua kebutuhan . Pilihan terbaik bergantung pada jenis donat yang ingin dibuat, pasar yang dituju, serta preferensi rasa dan tekstur. Dengan pemahaman mendalam tentang tepung, siapa pun bisa menghasilkan donat yang empuk, lembut, dan tetap nikmat meski disimpan lebih lama.
Dalam dunia kuliner modern, semakin banyak orang yang mulai peduli terhadap kesehatan dan memperhatikan apa yang mereka konsumsi. Salah satu isu yang sering dibicarakan adalah gluten, yaitu protein yang terdapat dalam gandum, barley, dan rye. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki intoleransi gluten atau penyakit celiac, mengonsumsi gluten bisa menimbulkan masalah pencernaan hingga gangguan kesehatan yang serius. Karena itu, kebutuhan akan bahan pangan alternatif seperti tepung non-gluten semakin meningkat. Tepung jenis ini tidak hanya aman bagi tubuh yang sensitif terhadap gluten, tetapi juga memiliki keunikan rasa, tekstur, serta manfaat gizi yang berbeda-beda. Artikel ini akan membahas tujuh jenis tepung non-gluten paling populer beserta kelebihan dan kekurangannya , sehingga dapat menjadi panduan bagi kamu yang ingin tetap menikmati makanan lezat sekaligus menjaga kesehatan. 7 Jenis Tepung Non-Gluten yang Cocok Buat Kamu yang Sensitif Gluten Tepung non-gluten kini hadir dalam berbagai jenis, masing-masing dengan rasa, tekstur, serta manfaat yang unik. Beberapa bahkan menawarkan nilai gizi tambahan yang lebih baik dibandingkan tepung terigu biasa. Artikel ini akan membahas tujuh jenis tepung non-gluten yang paling populer dan bermanfaat, lengkap dengan keunggulannya sehingga bisa menjadi pilihan tepat untuk kamu yang sensitif terhadap gluten. 1. Tepung Beras Tepung beras adalah salah satu jenis tepung non-gluten paling populer dan mudah ditemukan. Tepung ini terbuat dari beras putih atau beras coklat yang digiling halus. Kelebihan: Cocok untuk membuat makanan ringan seperti kue tradisional, roti, dan gorengan. Tepung beras coklat mengandung lebih banyak serat dan nutrisi dibanding tepung beras putih. Teksturnya ringan sehingga mudah diolah. Kekurangan: Tekstur makanan yang dibuat dari tepung beras cenderung lebih rapuh. Rasa bisa hambar bila tidak dipadukan dengan bahan lain. 2. Tepung Almond Tepung almond dibuat dari kacang almond yang telah dikupas kulitnya, kemudian digiling halus. Tepung ini memiliki rasa gurih dan manis alami. Kelebihan: Tinggi protein, vitamin E, serta lemak sehat. Membantu menjaga kadar gula darah lebih stabil. Memberikan rasa lebih kaya pada kue dan roti. Kekurangan: Harga relatif lebih mahal dibanding tepung lainnya. Tidak cocok untuk orang yang memiliki alergi kacang. Baca juga: Apa Itu Tepung Tang Mien? Kenali Fungsi dan Cara Penggunaannya 3. Tepung Singkong (Cassava Flour) Tepung singkong dibuat dari akar singkong yang dikeringkan dan digiling halus. Berbeda dengan tepung tapioka yang hanya diambil patinya, tepung singkong mempertahankan lebih banyak serat dan nutrisi. Kelebihan: Tekstur mirip dengan tepung terigu sehingga mudah dijadikan pengganti dalam resep. Rasa netral, tidak mendominasi makanan. Tinggi serat sehingga baik untuk pencernaan. Kekurangan: Jika digunakan terlalu banyak, bisa membuat tekstur makanan menjadi terlalu padat. 4. Tepung Kelapa Tepung kelapa terbuat dari daging kelapa yang dikeringkan lalu digiling halus. Jenis tepung ini semakin populer di kalangan mereka yang menjalani diet rendah karbohidrat atau keto. Kelebihan: Rendah karbohidrat dan tinggi serat. Mengandung lemak sehat yang baik untuk energi. Memberikan aroma dan rasa khas kelapa yang wangi. Kekurangan: Menyerap banyak cairan, sehingga perlu menyesuaikan resep. Teksturnya bisa membuat makanan menjadi lebih padat dan kering bila tidak diolah dengan tepat. 5. Tepung Sorgum Sorgum adalah biji-bijian kuno yang bebas gluten dan kaya nutrisi. Tepung sorgum sering digunakan sebagai pengganti tepung terigu dalam berbagai resep. Kelebihan: Kaya antioksidan, zat besi, dan serat. Memberikan tekstur lembut pada kue dan roti. Rasa netral, mudah dipadukan dengan bahan lain. Kekurangan: Jika digunakan sendiri, bisa membuat makanan menjadi terlalu rapuh, sehingga lebih baik dicampur dengan tepung lain. 6. Tepung Buckwheat (Soba) Meskipun namanya mengandung kata “wheat” (gandum), buckwheat sebenarnya bukan gandum dan bebas gluten. Tepung buckwheat banyak digunakan dalam pembuatan mie soba di Jepang dan pancake khas Eropa Timur. Kelebihan: Kaya protein, magnesium, dan antioksidan. Memiliki rasa khas, agak nutty dan gurih. Membantu menjaga kesehatan jantung. Kekurangan: Rasa yang kuat mungkin tidak disukai semua orang. Tidak selalu cocok untuk semua jenis kue manis. 7. Tepung Quinoa Quinoa dikenal sebagai superfood karena kandungan gizinya yang sangat tinggi . Tepung quinoa dibuat dari biji quinoa yang digiling halus, menghasilkan tepung dengan rasa gurih. Kelebihan: Tinggi protein, termasuk asam amino esensial lengkap. Kaya zat besi, magnesium, dan serat. Memberikan rasa gurih alami pada olahan makanan. Kekurangan: Harga relatif mahal. Rasa khas quinoa bisa terlalu kuat jika digunakan berlebihan. Baca juga: 12 Jenis Tepung untuk Hasil Gorengan Anti Gagal dan Garing Maksimal Tips Menggunakan Tepung Non-Gluten Campurkan beberapa jenis tepung – Tepung non-gluten seringkali lebih baik digunakan dengan kombinasi untuk menghasilkan tekstur dan rasa yang lebih mirip tepung terigu. Gunakan bahan pengikat tambahan – Karena tidak mengandung gluten, makanan dari tepung ini biasanya rapuh. Gunakan telur, psyllium husk, atau xanthan gum sebagai pengikat. Perhatikan kadar cairan – Beberapa tepung non-gluten, seperti tepung kelapa, menyerap lebih banyak cairan sehingga perlu menyesuaikan resep. Eksperimen rasa – Setiap tepung memiliki karakter rasa unik. Jangan takut bereksperimen untuk menemukan kombinasi terbaik. Kesimpulan Bagi kamu yang sensitif terhadap gluten, kini ada banyak pilihan tepung non-gluten yang dapat digunakan tanpa mengorbankan cita rasa dan kualitas makanan. Mulai dari tepung beras yang ringan, tepung almond yang gurih, hingga tepung quinoa yang kaya nutrisi, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Kuncinya adalah memahami karakteristik setiap tepung, menyesuaikan resep, dan tidak ragu untuk bereksperimen. Dengan pemilihan tepung yang tepat, kamu tetap bisa menikmati sajian lezat, sehat, dan aman untuk tubuh meski tanpa gluten.
Tepung merupakan salah satu bahan dasar yang tidak bisa dipisahkan dari dunia kuliner. Ada banyak jenis tepung yang dikenal dan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari tepung terigu, tepung beras, hingga tepung jagung. Namun, di antara beragam pilihan tersebut, tepung tapioka menempati posisi istimewa karena sifatnya yang serbaguna dan manfaatnya yang begitu luas, baik dalam bidang kuliner maupun non-kuliner. Tepung ini telah digunakan selama berabad-abad, terutama di negara-negara tropis, dan hingga kini masih menjadi bahan andalan dalam banyak resep makanan, minuman, hingga industri pangan modern. Artikel ini akan membahas secara panjang lebar tentang pengertian tepung tapioka, kandungan gizinya, manfaat, serta berbagai kegunaannya agar lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Apa Itu Tepung Tapioka? Tepung tapioka adalah tepung yang dihasilkan dari pati singkong (Manihot esculenta) . Singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk Indonesia, Brasil, Thailand, dan Nigeria. Tepung ini memiliki tekstur halus, berwarna putih bersih, serta tidak memiliki aroma atau rasa yang kuat, sehingga mudah dipadukan dengan berbagai bahan lain. Dalam bahasa sehari-hari, tepung tapioka sering disebut juga dengan nama tepung kanji . Walaupun ada sedikit perbedaan istilah di beberapa daerah, secara umum keduanya merujuk pada produk yang sama. Karena berbahan dasar singkong, tepung tapioka termasuk dalam kelompok tepung non-gluten, sehingga aman digunakan oleh orang-orang yang memiliki intoleransi gluten maupun penyakit celiac. Baca juga: 7 Jenis Tepung yang Cocok untuk Membuat Fried Chicken ala Restoran Kandungan Nutrisi dalam Tepung Tapioka Walaupun tepung tapioka lebih dikenal sebagai sumber karbohidrat, ia juga mengandung beberapa nutrisi yang dapat memberikan manfaat tertentu bagi tubuh. Berikut adalah gambaran umum kandungan gizi dalam tepung tapioka (per 100 gram): Kalori: sekitar 350 kkal Karbohidrat: 85–90 gram Protein: kurang dari 1 gram Lemak: sekitar 0,3 gram Serat: sekitar 0,9 gram Mineral: kalsium, zat besi, magnesium, dan fosfor dalam jumlah kecil Tepung ini memang rendah protein dan serat, namun keunggulannya terletak pada sifatnya yang mudah dicerna serta bebas gluten. Oleh karena itu, tepung tapioka lebih sering digunakan sebagai bahan tambahan atau pelengkap dalam makanan, bukan sebagai sumber utama nutrisi. Manfaat Tepung Tapioka untuk Kesehatan Meskipun kandungan nutrisinya tidak setinggi biji-bijian utuh, tepung tapioka tetap memiliki beberapa manfaat penting, terutama jika digunakan secara tepat. 1. Aman untuk Diet Bebas Gluten Bagi penderita celiac disease atau mereka yang sensitif terhadap gluten, tepung tapioka merupakan pilihan ideal sebagai pengganti tepung terigu. Dengan karakteristiknya yang bebas gluten, tapioka sering digunakan dalam berbagai resep kue, roti, dan makanan ringan agar tetap bisa dinikmati tanpa menimbulkan reaksi alergi. 2. Mudah Dicerna Karbohidrat dalam tepung tapioka cenderung lebih mudah dicerna dibandingkan beberapa sumber pati lain. Hal ini membuatnya cocok untuk orang yang memiliki masalah pencernaan tertentu atau sedang dalam masa pemulihan dari sakit. 3. Sumber Energi Cepat Karena tinggi karbohidrat, tepung tapioka bisa menjadi sumber energi instan. Tidak heran jika bahan ini sering dimanfaatkan dalam minuman energi atau kudapan ringan yang memberikan tenaga cepat. 4. Alternatif Tepung untuk Bayi dan Lansia Karena sifatnya yang lembut, tidak berbau, dan mudah dicerna, tepung tapioka sering dijadikan bahan campuran bubur bayi maupun makanan untuk lansia. 5. Membantu Tekstur Makanan Walaupun bukan manfaat langsung bagi kesehatan, sifat elastis dan lengket dari tapioka bisa membuat makanan menjadi lebih menarik untuk dikonsumsi. Misalnya, kue menjadi lebih kenyal atau saus lebih kental. Kegunaan Tepung Tapioka dalam Dunia Kuliner Tepung tapioka memiliki beragam kegunaan dalam industri makanan maupun dapur rumahan. Beberapa di antaranya: 1. Pengental Saus dan Sup Tepung tapioka sering digunakan sebagai bahan pengental alami untuk saus, sup, atau puding. Teksturnya yang bening setelah dimasak membuatnya menjadi pilihan lebih baik dibandingkan beberapa jenis pati lain yang bisa meninggalkan warna keruh. 2. Membuat Kue dan Jajanan Tradisional Di Indonesia, banyak sekali jajanan tradisional yang menggunakan tepung tapioka sebagai bahan utama, misalnya cilok, cireng, pempek, dan klepon. Teksturnya yang kenyal menjadi ciri khas dari makanan-makanan tersebut. 3. Bahan Dasar Bubble dalam Bubble Tea Salah satu kegunaan tepung tapioka yang paling populer di dunia modern adalah sebagai bahan utama pembuatan pearl atau boba dalam minuman bubble tea. Bola-bola kecil dari tapioka ini memberikan sensasi kenyal yang khas dan disukai banyak orang. 4. Campuran Roti dan Kue Gluten-Free Dalam pembuatan roti atau kue bebas gluten, tepung tapioka sering dicampur dengan jenis tepung lain seperti tepung beras atau tepung almond. Hal ini membantu menciptakan tekstur yang lebih lembut dan tidak mudah hancur. 5. Tepung Pelapis Gorengan Tepung tapioka juga bisa digunakan sebagai campuran untuk melapisi bahan gorengan. Hasilnya, makanan menjadi lebih renyah dan tidak terlalu berminyak. 6. Olahan Industri Pangan Di skala industri, tepung tapioka dipakai dalam pembuatan mie instan, kerupuk, snack, hingga produk olahan daging seperti sosis dan bakso. Perannya adalah sebagai bahan pengikat sekaligus pemberi tekstur. Baca juga: 7 Jenis Tepung Pengental Kuah Masakan yang Wajib Kamu Tahu Kegunaan Tepung Tapioka di Luar Dunia Kuliner Selain dalam bidang makanan, tepung tapioka juga memiliki manfaat di luar dapur, seperti: Industri Tekstil – digunakan sebagai bahan perekat dalam proses pencelupan kain. Industri Kertas – dipakai untuk meningkatkan kualitas kertas agar lebih halus dan kuat. Industri Farmasi – berfungsi sebagai bahan pengisi atau binder dalam pembuatan tablet. Bahan Perekat Ramah Lingkungan – pati singkong sering digunakan sebagai bahan dasar lem yang lebih aman dan alami. Kekurangan Tepung Tapioka Meskipun memiliki banyak manfaat, tepung tapioka juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan: Rendah protein dan serat, sehingga tidak cukup bergizi jika dikonsumsi sebagai sumber utama makanan. Tinggi karbohidrat sederhana yang bisa meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi berlebihan. Kurang cocok sebagai bahan tunggal untuk membuat roti atau kue karena teksturnya yang terlalu kenyal dan rapuh. Kesimpulan Tepung tapioka adalah tepung yang berasal dari pati singkong dan telah digunakan secara luas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kuliner tradisional hingga industri modern. Dengan sifatnya yang bebas gluten, mudah dicerna, dan serbaguna, tepung ini memberikan banyak manfaat bagi mereka yang membutuhkan alternatif tepung sehat dan praktis. Namun, seperti bahan makanan lainnya, penggunaannya tetap harus seimbang. Tepung tapioka sebaiknya dijadikan pelengkap dalam pola makan sehat yang kaya protein, serat, serta vitamin dan mineral. Dengan pemahaman yang tepat, tepung tapioka bisa menjadi salah satu bahan penting untuk menghadirkan hidangan yang lezat, sehat, sekaligus bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia baking, tepung adalah bahan dasar yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah resep. Tekstur, rasa, bahkan daya kembang dari roti, cake, atau pastry sangat bergantung pada jenis dan kualitas tepung yang digunakan. Di Indonesia, pasar tepung begitu beragam, mulai dari merek lokal yang telah melegenda hingga brand internasional yang menawarkan kualitas premium. Setiap merek memiliki karakteristik unik, seperti kadar protein yang berbeda, tingkat kelembutan, hingga kemampuan menyerap cairan, sehingga pemilihan tepung yang tepat menjadi hal krusial bagi para baker. Bagi pemula, memilih tepung mungkin terlihat sederhana, namun bagi profesional, ini adalah seni dan sains yang membutuhkan pengetahuan mendalam. Artikel ini akan membahas 10 brand tepung terbaik di Indonesia, lengkap dengan keunggulan, rekomendasi penggunaan, serta tips memilih tepung yang sesuai untuk setiap jenis olahan . Dengan panduan ini, Anda akan lebih mudah menemukan tepung yang tidak hanya menghasilkan rasa lezat, tetapi juga tampilan yang menggoda. 10 Brand Tepung Terbaik untuk Baking di Indonesia Dalam dunia baking, tepung adalah bahan dasar yang memegang peranan krusial. Kualitas tepung dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan hasil akhir sebuah kue, roti, atau pastry. Tidak semua tepung diciptakan sama — masing-masing memiliki kadar protein, kelembutan, dan karakteristik yang memengaruhi tekstur serta rasa produk akhir. Di Indonesia, pasar tepung sangat beragam, mulai dari brand lokal yang sudah lama dipercaya hingga produk impor yang digunakan oleh baker profesional. Memilih tepung yang tepat tidak hanya bergantung pada jenis resep yang akan dibuat, tetapi juga pada kualitas, ketersediaan, dan konsistensi produk. Berikut adalah daftar 10 brand tepung terbaik di Indonesia yang banyak digunakan untuk baking, lengkap dengan ulasan karakteristik, kelebihan, kekurangan, dan rekomendasi penggunaannya. 1. Bogasari Segitiga Biru Tepung ini termasuk kategori tepung terigu serbaguna (all-purpose flour) yang cocok digunakan untuk berbagai jenis kue, roti, dan gorengan. Kadar protein: ±11–12% Kelebihan: Mudah ditemukan di pasaran, harga terjangkau, cocok untuk berbagai jenis olahan, daya serap air baik. Kekurangan: Tidak se-spesifik tepung protein tinggi untuk roti atau protein rendah untuk cake. Cocok untuk: Cake, muffin, donat, pancake, roti manis. 2. Bogasari Kunci Biru Tepung protein rendah yang terkenal di kalangan baker rumahan maupun profesional untuk membuat cake dan kue kering. Kadar protein: ±8–9% Kelebihan: Menghasilkan tekstur kue yang lembut dan ringan, mudah diayak. Kekurangan: Tidak cocok untuk roti bertekstur chewy. Cocok untuk: Sponge cake, chiffon cake, cookies, tart. Baca juga: Tips Ampuh Bikin Puding Tidak Berair, Cocok untuk Pemula! 3. Bogasari Cakra Kembar Tepung terigu protein tinggi yang sering dipakai oleh pembuat roti. Kadar protein: ±12–14% Kelebihan: Menghasilkan roti dengan tekstur kenyal, volume besar, dan daya simpan lebih lama. Kekurangan: Tidak cocok untuk kue yang butuh tekstur lembut. Cocok untuk: Roti tawar, pizza, bagel, donat. 4. Kompas Prima Tepung protein tinggi produksi lokal yang sering digunakan di industri bakery. Kadar protein: ±13% Kelebihan: Kualitas stabil, daya kembang bagus, hasil roti lebih kokoh. Kekurangan: Ketersediaan lebih terbatas di pasar ritel. Cocok untuk: Roti gandum, roti manis, pastry berlapis. 5. Medan Flour Produk ini cukup populer di kalangan pembuat kue di Sumatra. Kadar protein: Tersedia berbagai varian (rendah, sedang, tinggi). Kelebihan: Harga bersaing, kualitas terjaga. Kekurangan: Distribusi terbatas di luar wilayah tertentu. Cocok untuk: Menyesuaikan varian dengan resep (cake, roti, atau pastry). 6. Golden Eagle Tepung terigu premium impor yang memiliki tekstur sangat halus. Kadar protein: ±9–10% Kelebihan: Memberikan hasil panggangan yang lebih moist, warna kue lebih cerah. Kekurangan: Harga relatif lebih mahal. Cocok untuk: Cake premium, swiss roll, dessert lembut. 7. Cap Kunci Mas Salah satu tepung protein sedang yang banyak digunakan untuk adonan serbaguna. Kadar protein: ±10–11% Kelebihan: Fleksibel untuk berbagai olahan, mudah ditemukan. Kekurangan: Tidak terlalu spesifik untuk jenis baking tertentu. Cocok untuk: Donat, roti manis, muffin. 8. Prima Tepung terigu protein tinggi yang sering dipakai di industri roti. Kadar protein: ±13–14% Kelebihan: Menghasilkan gluten kuat, roti mengembang sempurna. Kekurangan: Tidak cocok untuk cake dan cookies. Cocok untuk: Roti, pizza, pastry berlapis. 9. San Remo Flour Tepung impor dengan kualitas premium dan tekstur sangat halus. Kadar protein: ±8–9% untuk cake flour. Kelebihan: Hasil kue sangat lembut dan halus, rasa netral. Kekurangan: Harga relatif tinggi, ketersediaan terbatas. Cocok untuk: Cake premium, chiffon, kue kering mewah. 10. Molino Spadoni Produk tepung asal Italia yang terkenal untuk pastry dan pizza. Kadar protein: ±11–12% Kelebihan: Cocok untuk adonan yang membutuhkan fermentasi lama, rasa dan aroma khas. Kekurangan: Harga tinggi, sulit didapat di pasar umum. Cocok untuk: Pizza, focaccia, roti artisan, croissant. Baca juga: Apa Itu Allulose? Kandungan, Rasa, dan Cara Kerjanya di Tubuh Tips Memilih Tepung untuk Baking Perhatikan kadar protein – Protein tinggi untuk roti, sedang untuk serbaguna, rendah untuk cake dan cookies. Gunakan tepung sesuai resep – Setiap jenis baking membutuhkan karakteristik tepung yang berbeda. Periksa tanggal kedaluwarsa – Tepung yang sudah lama disimpan bisa memengaruhi hasil baking. Simpan di tempat kering dan sejuk – Mencegah tepung rusak atau berjamur. Gunakan merek yang konsisten kualitasnya – Konsistensi sangat penting untuk hasil baking yang stabil. Kesimpulan Memilih merek tepung yang tepat adalah langkah krusial bagi siapa pun yang ingin menghasilkan hasil baking yang konsisten, lezat, dan berkualitas. Setiap brand memiliki karakteristik berbeda, mulai dari kadar protein, tingkat kelembutan, hingga kemampuan menyerap cairan, yang semuanya dapat memengaruhi tekstur dan rasa akhir produk panggangan. Bagi baker profesional, memahami perbedaan ini membantu dalam menyesuaikan tepung dengan jenis kue atau roti yang ingin dibuat, sementara bagi pemula, memilih brand yang sudah teruji kualitasnya dapat mengurangi risiko kegagalan. Dari tepung protein rendah yang cocok untuk cake dan pastry lembut, hingga tepung protein tinggi untuk roti bertekstur chewy, pilihan di pasaran Indonesia sangat beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan mengenali 10 brand tepung terbaik yang telah kita bahas, diharapkan pembaca dapat lebih percaya diri dalam bereksperimen di dapur, menciptakan aneka kreasi baking yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memuaskan secara visual. Pada akhirnya, kualitas bahan adalah fondasi utama dari hasil baking yang istimewa, dan tepung yang tepat akan menjadi partner setia dalam setiap adonan yang Anda buat.
Dalam seni memasak, kuah bukan sekadar pelengkap—ia adalah elemen penting yang dapat mengangkat cita rasa hidangan secara keseluruhan. Kuah yang kental, lembut, dan kaya rasa mampu menciptakan sensasi makan yang lebih memuaskan, baik itu dalam sup hangat, saus gurih, kari pedas, hingga masakan tradisional bersantan. Salah satu kunci untuk mendapatkan tekstur kuah yang sempurna adalah penggunaan tepung pengental . Namun, tidak semua tepung memiliki fungsi dan karakteristik yang sama. Ada yang cocok untuk menghasilkan kuah bening dan mengilap, ada pula yang lebih baik digunakan dalam kuah kental dan creamy. Memahami perbedaan dan cara penggunaan masing-masing jenis tepung pengental akan sangat membantu dalam menentukan hasil akhir masakan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh jenis tepung pengental yang wajib kamu ketahui —dilengkapi dengan informasi mendalam mengenai kegunaan, kelebihan, dan cara penggunaannya agar kamu bisa menghasilkan kuah masakan yang maksimal di setiap sajian. 7 Jenis Tepung Pengental Kuah Masakan yang Wajib Kamu Tahu Artikel ini membahas tujuh jenis tepung pengental yang paling sering digunakan dalam berbagai masakan, lengkap dengan karakteristik, kelebihan, kekurangan, serta tips penggunaannya agar kamu bisa memilih tepung yang tepat untuk setiap jenis masakan. 1. Tepung Maizena (Cornstarch) Tepung maizena atau cornstarch adalah jenis tepung yang dibuat dari pati jagung. Bentuknya sangat halus, berwarna putih cerah, dan tidak berbau. Ini adalah salah satu bahan pengental paling populer dalam masakan Asia dan Barat. Karakteristik: Menghasilkan kuah yang mengkilap dan bening Tidak memiliki rasa, sehingga tidak memengaruhi cita rasa masakan Mudah larut dalam air dingin Cara Pakai: Larutkan terlebih dahulu dengan air dingin sebelum ditambahkan ke masakan panas (membuat slurry ). Masak hingga mendidih agar tepung benar-benar aktif. Cocok Untuk: Sup bening Saus oriental seperti capcay, fuyunghai, atau ayam saus tiram Saus manis-pedas ala Chinese food Kelebihan: Cepat mengentalkan Tidak meninggalkan rasa atau aroma Kekurangan: Tidak stabil untuk pemanasan lama Jika terlalu banyak, bisa terasa bertepung dan lengket 2. Tepung Terigu (All-Purpose Flour) Tepung terigu serbaguna (all-purpose flour) adalah tepung yang paling umum digunakan dalam rumah tangga. Selain untuk membuat kue dan roti, tepung ini juga bisa digunakan sebagai pengental kuah. Karakteristik: Menghasilkan kuah yang lebih keruh dan lembut ( creamy ) Tahan panas dan pemasakan lama Cara Pakai: Bisa digunakan dalam bentuk roux (tepung ditumis dengan mentega atau minyak terlebih dahulu), atau langsung dilarutkan dalam air. Cocok untuk masakan dengan waktu masak lama seperti kari atau sup kental. Cocok Untuk: Sup krim seperti cream soup Saus putih (white sauce atau béchamel) Kuah kari ala India atau Eropa Kelebihan: Stabil dalam suhu tinggi Memberi rasa dan tekstur gurih Kekurangan: Bisa menggumpal jika tidak diaduk dengan baik Memengaruhi rasa dan warna kuah Baca juga: 10 Contoh Lemak Nabati yang Baik untuk Kesehatan dan Nutrisi Tubuh 3. Tepung Tapioka Tepung tapioka berasal dari pati singkong dan sangat populer di Asia Tenggara. Ia memberikan tekstur yang kenyal dan efek mengkilap pada makanan. Karakteristik: Kuah menjadi bening dan kental dengan kilap yang khas Memberikan tekstur agak lengket dan licin Cara Pakai: Campurkan dengan air dingin sebelum dituangkan ke dalam kuah. Jangan terlalu lama dimasak karena bisa menjadi cair kembali. Cocok Untuk: Sup khas Asia seperti kuah bakso, pempek, dan tekwan Kuah masakan Tionghoa dan peranakan Kelebihan: Hasil akhir mengkilap Bebas gluten Kekurangan: Tidak tahan lama dalam panas; bisa mengencer kembali Jika terlalu banyak, bisa terasa "berlendir" 4. Tepung Sagu Mirip dengan tapioka, tepung sagu terbuat dari batang pohon sagu. Di beberapa daerah, ini adalah alternatif lokal dari tapioka. Karakteristik: Memberikan kekentalan yang lembut dan sedikit cloudy (tidak bening) Cenderung netral dalam rasa Cara Pakai: Digunakan seperti tepung tapioka: larutkan dalam air sebelum dicampur ke kuah panas. Cocok Untuk: Sayur bening atau kuah santan Makanan tradisional seperti bubur sagu atau kuah pempek Kelebihan: Cocok untuk resep tradisional Indonesia Lebih ringan dibanding tapioka Kekurangan: Kurang cocok untuk masakan Barat Tekstur kurang stabil untuk pemanasan lama 5. Tepung Beras Tepung beras sering digunakan sebagai pengental dalam masakan Asia Tenggara, khususnya dalam masakan berkuah santan seperti opor dan lodeh. Karakteristik: Memberikan kekentalan yang ringan dan sedikit berpasir jika tidak larut sempurna Tidak terlalu mengkilap Cara Pakai: Larutkan dalam air dingin atau santan, lalu masak perlahan sambil diaduk. Cocok Untuk: Opor ayam, lodeh, gulai Saus kari kelapa Kelebihan: Tidak mengubah rasa masakan Lebih alami dan mudah dicerna Kekurangan: Tidak terlalu kuat mengentalkan Bisa menggumpal jika tidak hati-hati 6. Tepung Kentang (Potato Starch) Tepung kentang adalah pati yang diekstrak dari kentang. Sering digunakan dalam masakan Jepang dan Eropa. Karakteristik: Menghasilkan kuah yang kental, halus, dan bening Tidak memiliki rasa yang mencolok Cara Pakai: Campur dengan air dingin sebelum ditambahkan ke masakan panas. Jangan terlalu lama dimasak setelah ditambahkan. Cocok Untuk: Sup miso, saus Jepang seperti teriyaki Gravy ala Eropa Kelebihan: Hasil akhir sangat halus dan ringan Bebas gluten Kekurangan: Tidak tahan panas lama Mahal dan kurang tersedia di pasaran umum 7. Arrowroot Powder (Tepung Garut) Arrowroot adalah pati dari tanaman garut tropis. Ini adalah pengental alami yang sangat populer dalam diet bebas gluten atau paleo. Karakteristik: Memberikan tekstur sangat halus dan mengkilap Netral rasa dan mudah dicerna Cara Pakai: Larutkan dengan air dingin terlebih dahulu. Jangan dimasak terlalu lama karena bisa membuat kuah encer kembali. Cocok Untuk: Sup sehat Masakan bayi Makanan diet dan rendah kalori Kelebihan: Ramah bagi penderita alergi Tidak mengubah rasa Kekurangan: Lebih mahal dan sulit ditemukan Tidak cocok untuk proses pemasakan yang lama Baca juga: Apa Itu Tepung Kacang Hijau? Ini Dia Fakta dan Manfaatnya Tips Memilih Tepung Pengental Sesuai Kebutuhan Kriteria Rekomendasi Kuah bening dan mengkilap Tepung Maizena, Kentang, Arrowroot Kuah creamy atau keruh Tepung Terigu, Beras Masakan tradisional Tepung Sagu, Tapioka Tahan panas lama Tepung Terigu, Tepung Beras Diet bebas gluten Tapioka, Kentang, Arrowroot Cepat larut dan instan Maizena, Arrowroot Kesimpulan Dalam memasak, tekstur kuah yang pas bisa menjadi penentu kelezatan sebuah hidangan. Tidak ada satu jenis tepung pengental yang cocok untuk semua situasi. Oleh karena itu, memahami sifat-sifat masing-masing tepung—seperti maizena, terigu, tapioka, sagu, dan lainnya—akan membantu kamu menciptakan masakan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki presentasi dan konsistensi yang profesional. Dengan mengenali fungsi dan karakter dari tujuh jenis tepung pengental ini, kamu bisa mulai bereksperimen dalam berbagai jenis masakan, mulai dari menu rumahan hingga hidangan istimewa. Masakan kamu pun akan naik kelas, tidak hanya dari rasa, tapi juga dari tampilan dan teksturnya.
Fried chicken adalah salah satu hidangan paling populer di dunia yang tak pernah kehilangan penggemar. Teksturnya yang renyah di luar, lembut dan juicy di dalam, membuat siapa pun sulit menolak godaannya. Tak heran jika berbagai restoran cepat saji hingga warung kaki lima menjadikan ayam goreng tepung sebagai menu andalan. Namun, tahukah kamu bahwa kunci utama kerenyahan fried chicken ala restoran terletak pada jenis tepung yang digunakan ? Bukan hanya soal bumbu, minyak, atau teknik menggoreng, melainkan juga komposisi dan karakter tepung yang membungkus ayam. Setiap jenis tepung memiliki kelebihan dan fungsi masing-masing dalam menciptakan tekstur kulit ayam yang garing, renyah, dan tahan lama. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tujuh jenis tepung terbaik yang cocok untuk membuat fried chicken ala restoran, lengkap dengan karakteristik, kelebihan, kekurangan, dan tips penggunaannya agar kamu bisa menghasilkan ayam goreng yang tak kalah lezat dari brand ternama. 7 Jenis Tepung yang Cocok untuk Membuat Fried Chicken ala Restoran Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tujuh jenis tepung yang paling cocok untuk membuat fried chicken ala restoran. Tidak hanya menjelaskan kelebihan dan kekurangannya, kita juga akan bahas cara penggunaan yang benar, kombinasi ideal, hingga tips profesional agar kamu bisa menciptakan ayam goreng sekelas restoran di dapur sendiri. 1. Tepung Terigu Serbaguna (All-Purpose Flour) Tepung terigu serbaguna adalah bahan paling umum dan menjadi dasar bagi hampir semua resep fried chicken klasik. Kandungan proteinnya sedang (10–12%) membuatnya cukup fleksibel, menghasilkan tekstur kulit yang kokoh namun tidak terlalu keras. Kelebihan: Mudah didapat dan murah Memberikan warna keemasan klasik Bisa dikombinasikan dengan bumbu kering untuk lapisan luar Kekurangan: Sendiri saja, teksturnya kurang crispy maksimal Cenderung menjadi lembek setelah dingin jika tidak dikombinasikan Tips Profesional: Campurkan dengan sedikit tepung maizena atau tepung beras untuk meningkatkan kerenyahan. Gunakan teknik "double dredge" (celup tepung, basah, lalu tepung lagi) untuk hasil yang lebih berbonggol dan crispy. 2. Tepung Maizena (Cornstarch) Maizena adalah pati murni dari jagung yang sering digunakan untuk mengentalkan saus. Namun dalam penggorengan, ia bisa memberikan efek renyah dan ringan yang sangat khas. Kelebihan: Hasil gorengan lebih garing dan renyah Tidak menyerap terlalu banyak minyak Memberikan lapisan kering yang lembut dan tahan lama Kekurangan: Jika digunakan sendiri, hasilnya tipis dan tidak bertekstur Kurang menempel tanpa bantuan bahan lain Kombinasi Ideal: Gunakan perbandingan 50:50 dengan tepung terigu untuk membuat lapisan luar ayam goreng menjadi ringan, kering, dan tahan lama. Cocok untuk gaya ayam goreng Korea atau Taiwan. Baca juga: 7 Perisa Alami yang Paling Sering Digunakan dalam Industri Makanan 3. Tepung Beras (Rice Flour) Tepung beras memiliki tekstur yang lebih ringan dan tidak mengandung gluten, menjadikannya pilihan populer untuk makanan goreng Asia. Kelebihan: Menghasilkan tekstur sangat crispy Tidak lembek walau sudah lama Cocok untuk fried chicken tipis (fillet) atau ayam boneless Kekurangan: Sendiri saja bisa terlalu rapuh Kurang menempel dengan baik jika tidak dicampur cairan perekat Tips Penggunaan: Campur dengan air es dan sedikit baking soda untuk membuat adonan basah. Teknik ini sering digunakan dalam ayam goreng tempura Jepang atau ayam goreng bumbu kuning Indonesia. 4. Tepung Tapioka Tepung dari pati singkong ini terkenal akan sifatnya yang elastis dan mampu memberikan tekstur kulit ayam yang kenyal dan crispy di luar . Kelebihan: Membuat kulit fried chicken keripik renyah yang retak-retak Tahan minyak dan memberikan efek crunchy tahan lama Kekurangan: Perlu kombinasi dengan tepung lain karena terlalu lengket bila sendiri Rasa agak kosong jika tidak dibumbui dengan baik Kombinasi Ideal: Campurkan 30% tapioka dengan 70% terigu atau tepung beras untuk hasil akhir yang garing, gurih, dan tidak terlalu keras. Teknik ini umum digunakan di warung ayam goreng tepung ala kaki lima Indonesia. 5. Tepung Kentang (Potato Starch) Serupa dengan maizena, namun berasal dari pati kentang. Sering digunakan dalam masakan Jepang, Korea, dan Taiwan untuk menghasilkan gorengan ultra renyah. Kelebihan: Menciptakan permukaan fried chicken yang renyah dan mengembang Tidak cepat melembek Memberikan rasa gurih alami Kekurangan: Sulit ditemukan di pasar umum (lebih banyak di toko bahan impor ) Harga lebih tinggi dibanding tepung biasa Tips Profesional: Ideal digunakan sebagai lapisan akhir setelah ayam dibalur bumbu dan tepung dasar. Jika ingin fried chicken ala Korea yang glossy dan krispi, ini adalah pilihan yang sangat baik. 6. Tepung Self-Raising (Self-Rising Flour) Tepung ini sudah mengandung baking powder dan sedikit garam , membuatnya mengembang saat digoreng. Cocok untuk membuat kulit ayam menjadi lebih tebal, berbonggol, dan berserat. Kelebihan: Membentuk lapisan luar yang “berombak” seperti di restoran cepat saji Cocok untuk membuat ayam krispi tebal Tidak memerlukan tambahan bahan pengembang Kekurangan: Bisa membuat ayam terlalu “berat” jika adonan terlalu kental Kurang cocok untuk gaya ayam goreng ringan Tips: Campurkan dengan air soda atau buttermilk untuk hasil tekstur ekstra ringan dan berpori. Gunakan untuk fried chicken gaya Amerika Selatan. 7. Tepung Bumbu Instan (Fried Chicken Premix) Tepung bumbu siap pakai ini sudah dicampur dengan rempah dan bahan pengembang. Sangat praktis dan cocok bagi pemula atau pengusaha kuliner. Kelebihan: Praktis, tidak perlu menakar bumbu Hasil konsisten, rasa dan tekstur hampir selalu sama Tersedia berbagai varian rasa (original, spicy, oriental) Kekurangan: Kurang fleksibel untuk dimodifikasi Tidak seunik resep homemade Rekomendasi: Pilih merek berkualitas tinggi yang sudah digunakan di dapur komersial. Untuk hasil maksimal, tetap gunakan teknik marinasi sebelum membalur dengan premix. Baca juga: 10 Jenis Bahan Pengembang Kue yang Wajib Diketahui oleh Pemula Kombinasi Tepung Terbaik untuk Berbagai Gaya Fried Chicken Gaya Fried Chicken Kombinasi Tepung Ideal Ciri Khas Ayam Goreng Crispy KFC Terigu + Maizena + Self-Raising Kulit tebal, berbonggol, renyah gurih Ayam Goreng Korea Kentang + Maizena + sedikit Tepung Beras Lapisan tipis, ringan, glossy dan crunchy Ayam Goreng Kaki Lima Terigu + Tapioka Tekstur krispi, ekonomis, cocok untuk usaha kuliner Ayam Tempura Jepang Tepung Beras + Air Es + Baking Soda Lapisan ringan, tidak berminyak Ayam Goreng Sambal Matah Terigu + Maizena, goreng dua kali Kulit renyah, isi lembut, cocok untuk sajian fusion lokal Tips Profesional Membuat Fried Chicken Renyah dan Gurih: Gunakan Air Es atau Buttermilk : Cairan dingin mencegah gluten terbentuk terlalu cepat, menghasilkan lapisan yang lebih ringan dan renyah. Jangan Terlalu Padat Saat Menggoreng : Goreng dalam jumlah sedikit agar suhu minyak tetap stabil. Gunakan Minyak Bersuhu Stabil (170–180°C) : Minyak terlalu panas bisa gosong di luar, mentah di dalam. Istirahatkan Ayam Setelah Dibalur Tepung : Diamkan 10–15 menit sebelum digoreng agar lapisan lebih kokoh. Goreng Dua Kali untuk Hasil Maksimal : Teknik ini membuat ayam lebih kering dan renyah, cocok untuk ayam besar. Kesimpulan Rahasia fried chicken yang renyah di luar, lembut di dalam, dan kaya rasa tidak hanya terletak pada bumbu atau minyak goreng, tetapi juga pada tepung yang digunakan . Setiap jenis tepung memiliki peran tersendiri dalam menciptakan tekstur, warna, dan ketahanan kerenyahan. Dengan mengetahui dan memahami tujuh jenis tepung penggorengan terbaik seperti terigu, maizena, beras, hingga kentang, kamu bisa mulai bereksperimen membuat fried chicken dengan kualitas ala restoran—bahkan lebih enak karena disesuaikan dengan selera pribadi.