BLOGS

Minggu, 03 Juli 2022 - 16:20

Selama ini banyak yang memilih perisa alami sebagai bahan tambahan pangan yang paling aman. Padahal selain jenis tersebut masih ada beberapa jenis lagi perisa makanan ataupun minuman. Dengan adanya perisa tersebut makna rasa dan aroma makanan dan minuman semakin menggugah selera. Jika Anda belum begitu mengenal atau tahu jelas mengenai perisa, maka berikut penjelasan selengkapnya. Apa Itu Perisa? Perisa dikenal dalam bahasa inggris dengan sebutan  flavourings  yaitu bahan tambahan pangan yang dipakai untuk menambah atau memberikan rasa dan aroma yang menyenangkan pada minuman atau makanan, kerap disebut dengan nama  flavour. Dalam kehidupan sehari-hari perisa ini sering dikenal dengan  essens , yang hanya ditujukan pada perisa berbentuk cairan. Pada kenyataannya selain bentuk cair, perisa ada pula dalam bentuk tepung, butiran, dan juga emulsi. Sedangkan untuk rasa perisa ada sebanyak 6 buah rasa yaitu rasa manis, asin, asam, gurih, pahit, lemak dan masalah aroma berarti ada ribuan senyawa  volatile . Perpaduan antara rasa serta aroma tersebut bakalan menghasilkan perisa khas dan berbeda antara satu dengan lainnya. Misalkan perisa alami jeruk artinya mempunyai rasa jeruk manis serta aroma khas jeruk mandarin dan bisa pula dengan rasa jeruk asam yang beraroma khas jeruk medan. Bentuk perisa padat yang kerap dipakai untuk membuat bumbu dengan rasa daging dagingan layaknya bumbu pada mie instan. Selain itu masih ada banyak sekali produk makanan yang memakai perisa sebagai penambah rasa dan aroma makanan tersebut. Jenis Perisa yang Sesuai dengan Regulasi di Indonesia 1.    Perisa Alami Yang pertama ada perisa alami, jenis perisa ini didapatkan dari berbagai bahan tumbuhan maupun hewan menggunakan cara fisik, sama halnya dengan ekstraksi, proses mikrobiologi atau dikenal dengan enzimatik. Yang tergolong dalam jenis perisa alami antara lain  essential oil ,  essence  atau ekstraksi, oleoresin, hidrolisat protein, hasil dari proses destilasi, serta seluruh produk dari hasil pemanggangan, pemanasan dan pemecahan enzim. 2.    Perisa Alami Identik Perisa ini dikenal pula dengan  natural identical flavour  yang didapatkan dari bahan tumbuhan serta hewan yang dilakukan secara kimiawi. Dalam hal ini flavorist akan memakai bahan kimia sintetik agar menghasilkan perisa identik sehingga di dalamnya mengandung berbagai bahan kimia sintetik selain yang berasal dari bahan kimia alam. 3.    Perisa Artifisial Terakhir ada perisa artifisial atau disebut juga dengan  artificial flavors . Perisa yang satu ini dibuat dengan cara meracik bahan-bahan kimia sintetik supaya bisa menghasilkan perisa layaknya yang ada di alam. Meskipun komponen kimia yang ada dalam perisa jenis ini berbeda, namun karakteristik sensorinya serupa dengan yang ada di alam. Perisa foto dan perisa animasi merupakan yang termasuk dalam jenis ini. Berbagai pilihan perisa tersebut secara umum bisa Anda pilih dan tambahan pada berbagai makanan dan minuman.  Tujuannya jelas untuk memberikan rasa dan aroma lebih sehingga menarik keinginan untuk mencicipinya. Jika Anda mencari produk perisa alami terbaik dan resmi maka ada sebuah penawaran menarik dari GSI (Global Solusi Ingredia) Indonesia yang menjadi perusahaan pemasok bahan makanan, fungsional maupun khusus yang berbasis di Kuala Lumpur Malaysia menyediakan berbagai jenis perisa sesuai yang lengkap dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan Anda. Selain perisa, GSI  memiliki berbagai produk bahan tambahan pangan yang bisa diaplikasikan pada makanan ataupun minuman secara aman dan nyaman. Tentunya semua bahannya sudah mendapat izin edar dan berlisensi halal.

Minggu, 03 Juli 2022 - 16:13

Tubuh manusia menghasilkan enzim untuk membantu proses pencernaan. Mulai dari enzim amilase, protease, hingga lipase. Enzim sangat penting untuk pencernaan, apabila ada gangguan enzim pencernaan, maka bisa memicu adanya gangguan perut kembung. Selain diproduksi tubuh, ada juga beberapa jenis makanan yang mengandung enzim. Nah, makanan-makanan tersebut bisa membantu tubuh saat ada pada kondisi yang membuat enzim tidak bisa berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi apabila tubuh sedang demam sehingga suhu tubuh akan meningkat. Selain itu, penyebabnya juga karena gangguan pankreas, fibrosis kistik, serta intoleransi makanan dan minuman tertentu. Makanan yang mengandung enzim akan memudahkan prose pencernaan, mengatasi perut kembung, serta memelihara kesehatan enzim pencernaan. Diantara bahan makanan tersebut adalah: 1.       Jahe Terkenal akan khasiatnya dalam meredakan kram dan pilek, ternyata jahe juga mengandung enzim yang bisa mengurangi kembung karena gas dari konsumsi protein. Selain itu, kandungan enzim pada jahe juga memudahkan organ pencernaan untuk menyerap protein. 2.       Nanas Makanan yang mengandung enzim selanjutnya adalah nanas. Buah ini mengandung bromelain yakni enzim yang berfungsi mencerna protein serta kerap dijadikan sebagai obat untuk mengurangi perut kembung. Bromelain kini sudah tersedia dalam bentuk suplemen kesehatan atau dalam bentuk bubuk. Fungsinya untuk mengatasi insulfiensi pankreas, melancarkan penyerapan protein, serta digunakan oleh seseorang yang mempunyai kesulitan pencernaan. 3.       Pepaya Pada buah berwarna oranye ini, terdapat kandungan enzim papain yang berfungsi untuk memecah protein jadi bahan pembangun seperti asam amino. Nah, sebaiknya Anda mengonsumsi pepaya dalam keadaan belum diolah. Sebab, panas yang tinggi bisa merusak enzim di dalamnya. 4.       Pisang Pisang menjadi salah satu makanan yang mengandung enzim amilase dan glukosidase. Kedua enzim ini berfungsi untuk mencerna pati kompleks jadi gula sehingga mudah untuk diserap tubuh. Pisang juga merupakan buah yang jadi sumber serat alami bagi tubuh. 5.       Kunyit Salah satu bahan makanan yang terkenal dengan banyak manfaat kesehatan adalah kunyit. Bahan ini Kunyit juga memiliki kandungan enzim yang bisa mengobati gangguan pencernaan seperti perut kembung. 6.       Madu Madu adalah obat bagi segala penyakit. Tak mengherankan jika madu juga masuk dalam daftar makanan yang mengandung enzim. Pada madu, terdapat enzim amilase, diastase, protease, serta invertase. Seperti pada pepaya, sebaiknya madu dikonsumsi dalam keadaan belum diolah. Sebab, panas yang tinggi bisa menghancurkan enzim di dalamnya. 7.       Mangga Satu lagi buah-buahan yang memiliki kandungan enzim pencernaan amilase yang mengubah karbohidrat jadi gula. Dalam tubuh, enzim amilase diproduksi oleh pankreas dan kelenjar ludah. Untuk mendapatkan enzim amilase dalam jumlah yang cukup dari mangga, sebaiknya dikonsumsi saat buah sudah mulai matang. 8.       Kefir Kefir adalah minuman susu fermentasi yang memiliki kandungan bakteri asam laktat serta enzim-enzim pencernaan. Pasalnya, selama proses fermentasi, bakteri mencerna gula alami pada susu serta mengubahnya jadi asam organik serta karbon dioksida. Selain itu, pada kefir juga ada enzim protease, lipase, dan laktase yang mengubah protein, lemak, dan laktosa. Enzim Juga Ada dalam Bentuk Suplemen Selain melalui makanan, enzim juga tersedia dalam bentuk lain yakni bubuk dan suplemen. Enzim nantinya bisa ditambahkan pada makanan atau minuman. Cara kerjanya sendiri adalah dengan memodifikasi protein, polisakarida, dan lemak. Sehingga, adonan makanan yang dihasilkan lebih stabil. Selain itu, penambahan enzim bisa meningkatkan tampilan luar, tekstur, serta volume adonan. Enzim dapat digunakan untuk berbagai macam bahan seperti daging, susu, keju, roti, mie, serta makanan panggang. Salah satu perusahaan yang memproduksi enzim untuk bahan makanan adalah Global Solusi Ingredia. Perusahaan yang berbasis di Malaysia ini memproduksi enzim  laktase, papain, rennet, protease, chymosin, alpha galactosidase, amilase, aminopeptidase, beta amilase, selulase, glucoamylase , dan masih banyak lagi. Cek website resmi GSI di  https://globalsolusiingredia.com/  untuk detail informasinya. Yuk, dapatkan enzim di GSI untuk berbagai jenis makanan dan penunjang kesehatan. 

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:59

Jika membahas tentang pemanis buatan, maka yang paling sering dibahas adalah aspartam. Zat aditif yang satu ini pernah dituding sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pengerasan otak serta sumsum tulang belakang. Padahal, banyak sekali produk makanan maupun minuman yang mengandung aspartam. Apakah kabar tersebut benar atau hanya lah hoax belaka? Mari bahas bersama pada artikel ini! Apa sih Aspartam Itu? Jika Anda melihat komposisi pada banyak minuman bersoda, pasti aspartam menjadi salah satu yang terdaftar di sana. Asal Anda tahu, aspartam adalah pemanis buatan dengan tingkat kemanisan yang tinggi yaitu 60 sampai 200 ketimbang gula. Bahan ini terdiri atas asam  aspartat  dan juga  fenilalanin . Aspartam adalah pemanis yang mempunyai kandungan 4 kalori dalam 1 gramnya. Kandungan tersebut hampir sama dengan gula. Namun, karena tingkat kemanisannya yang jauh lebih tinggi, maka konsumsinya pun akan lebih sedikit. Sehingga, jumlah kalori yang masuk pun dapat diminimalisir. Saat ini, zat aditif ini sudah tersedia dalam bentuk cair, enkapsulasi, granular, serta tepung. Sehingga, bisa digunakan untuk berbagai bentuk makanan. Untuk bentuk enkapsulasi sendiri sifatnya lebih tahan panas dan bisa bertahan pada suhu yang tinggi ketika diproses. Dalam Surat keputusan Kepala BPOM No. H.K.00.05.5.1.4547, aspartam adalah bahan yang dapat digunakan dengan aman asal sesuai dengan takaran. Nah, untuk dosis hariannya sendiri maksimal 50 mg/kg berat badan. Jadi, ADI (acceptable daily intake) pada seseorang dengan berat badan 50 kg adalah 2500 mg per hari. Bagaimana Cara Mengonsumsi Aspartam yang Aman? Saat Anda mengonsumsi aspartam, maka tubuh akan memecahnya dalam bentuk metanol. Hal ini sama dengan saat Anda mengonsumsi jus, buah, serta berbagai minuman fermentasi. Sejauh ini, aspartam merupakan zat aditif yang paling teruji hampir bisa dikonsumsi semua orang. Hanya saja, tidak disarankan untuk orang yang lahir dengan kelainan genetik phenylketonuria (PKU). Dimana tubuh penderita tidak bisa memecah fenilalanin. Sehingga, konsumsinya akan berdampak buruk untuk tubuh. Sedangkan untuk penderita diabetes, aspartam dapat jadi pilihan zat manis tanpa khawatir dengan jumlah kalorinya. Meski begitu, konsumsi bagi penderita diabetes tidak bisa sembarangan. Anda tetap perlu memerhatikan kandungan yang masuk di dalam tubuh. Bagi orang normal, sebaiknya periksa kandungan aspartam pada minuman dan makanan yang dikonsumsi. Semisal, pada minuman berenergi dengan 145 mg aspartam, maka ini boleh dikonsumsi dalam sehari. Sebab, jumlah tersebut masih ada pada batas konsumsi harian. Namun, saat mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung aspartam, pastikan bahwa merek tersebut sudah didaftarkan pada BPOM RI. Apabila produk tersebut sudah terdaftar, artinya, produk aman dan sudah melalui tahap evaluasi baik dari segi manfaat, keamanan, maupun mutunya. Aspartam di GSI Nah, setelah menyimak informasi di atas, Anda tentu tahu bahwa aspartam adalah zat yang aman dikonsumsi asalkan tidak melebihi dosis harian. Untuk itu, Anda juga bisa menambahkan pada bahan makanan. Aspartam juga bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes. Jadi, jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar. Apabila Anda sedang memproduksi makanan atau minuman dengan pemanis aspartam, silakan dapatkan bahannya di Global Solusi Ingredia. Sebab, GSI menyediakan pemanis alami dan buatan yang dapat digunakan pada makanan panggang, minuman, serta makanan olahan lainnya. Selain aspartam, GSi juga menyediakan bahan pemanis lain seperti glukosa, fruktosa, mannitol, sirup jagung, sakarin, sucralose, dan sebagainya. Mulai sekarang, penuhi kebutuhan bahan makanan, bahan tambahan pangan, dan minyak hanya di Global Solusi Ingredia! Produsen bahan makanan dengan inovasi tinggi yang terkemuka di Indonesia, Malaysia, dan negara lainnya.

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:54

Dewasa ini banyak orang memilih menggunakan gula jagung untuk kesehariannya dengan alasan utamanya agar lebih sehat. Lantas apakah sebenarnya gula jenis ini? Gula jagung merupakan produk substitusi atau bisa juga disebut produk pengganti yang sering dipakai di minuman soda ataupun minuman yang menggunakan perasa buah lainnya. Secara kimia gula jenis ini memiliki kandungan fruktosa yang tinggi sehingga sangat berbeda dengan gula pada umumnya. Ada banyak kontroversi yang mengatakan gula berbahan jagung ini lebih berbahaya untuk tubuh tapi belum ada banyak bukti yang mendukung pendapat tersebut. Satu yang bisa dikatakan pasti, bahwa mengkonsumsi semua jenis pemanis seperti berbagai jenis gula bisa menambah asupan kalori. Apabila hal ini dibiarkan dalam jangka waktu lama maka kesehatan Anda akan menjadi pertaruhannya, seperti risiko penyakit mematikan semacam jantung maupun diabetes. Apakah Gula Jagung Itu Menyehatkan? Batas ideal dari konsumsi gula maksimal 10% dari jumlah semua asupan kalori per harinya. Ini tidak cuma dalam bentuk gula pasir ataupun gula berbahan jagung saja, akan tetapi termasuk makanan serta minuman dengan rasa manis. Jika Anda ingin tetap menjaga kesehatan tubuh maka sebaiknya kurangi asupan pemanis tambahan jenis apapun. Lebih-lebih jenis pemanis semacam gula dari jagung yang pada awalnya sering disebut sebagai  high fructose corn syrup  dipakai hampir sebagian besar makanan pabrikan. Gula jenis ini didapatkan dari proses produksi sirup jagung. Meskipun belum ditemukan bukti yang menguatkan bahwa gula jagung menyehatkan, tetapi, tetap bisa dikonsumsi oleh seseorang (bukan penderita diabetes) sesuai dengan kebutuhan kalori per harinya. Terlepas dari pro-kontra penggunaannya, gula jagung merupakan salah satu sumber serat. Hal inilah yang membedakannya dengan jenis gula yang lain. Gula jagung yang dikonsumsi anak-anak juga tidak akan membuat giginya keropos. Melainkan bisa mempertahankan kesehatan giginya. Proses Pembuatan Gula Jagung Gula jenis ini merupakan makanan rekayasa genetika. Proses awalnya jagung digiling supaya bisa mendapatkan tepung jagung yang dapat diproses menjadi sirup jagung. Sirup jagung sendiri memiliki kandungan utama berupa glukosa. Agar semakin mendekati rasa gula biasa (sukrosa), maka akan dilakukan pengkonversian glukosa untuk menjadi fruktosa memakai enzim tertentu. Secara kimia, kandungan berupa sukrosa dan fruktosa yang ada di sirup jagung tidak akan menyatu semacam sukrosa yang ada di gula pasir. Walaupun demikian, perbedaan yang ada di sini tidak akan memengaruhi dampak terhadap kesehatan Anda. Saat gula masuk ke dalam tubuh Anda maka sistem pencernaan akan memproses gula menjadi fruktosa serta glukosa, sehingga semua jenis gula akan berakhir dengan rupa yang sama. Pengaruh Gula Jagung Terhadap Kesehatan Perlu ditegaskan bahwa alasan utama yang menjadikan pemanis tambahan secara berlebihan tidak sehat untuk tubuh karena kandungan fruktosa yang tinggi di dalamnya. Sementara tubuh hanya punya liver yang dapat mengolah fruktosa. Saat liver kewalahan maka kandungan fruktosa akan dikonversi menjadi lemak. Lemak inilah yang nantinya akan menimbulkan banyak gangguan kesehatan. Jadi mau pakai gula pasir ataupun gula dari jagung semuanya sama-sama memengaruhi kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara berlebih. Asalkan penggunaannya sesuai dengan batas yang disarankan oleh tenaga kesehatan, menambahkan gula jagung dan jenis gula lainnya tetap aman. Jika Anda membutuhkan gula jagung dan pemanis tambahan yang aman dan sudah mengantongi BPOM, maka GSI (Global Solusi Ingredia) Indonesia adalah pilihan terbaiknya. Produk pemanis tambahan GSI dapat diaplikasikan pada makanan ataupun minuman. Bahan baku utama pemanis tambahan dari GSI adalah sukrosa, glukosa, sorbitol, mannitol, fruktosa, sirup jagung dengan fruktosa tinggi, sakarin, dan lain sebagainya. Sehingga pemanis tambahan ini dianggap lebih sehat jika penggunaannya tidak berlebihan.

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:43

Gula merupakan bahan makanan yang mempunyai fungsi memberi rasa manis serta legit pada bermacam-macam makanan ataupun minuman. Pada umumnya, gula terbuat dari air tebu atau bisa juga dari nira kelapa. Namun tahukah Anda bahwa selain gula pasir biasa, masih ada beberapa jenis gula lainnya. Memang gula tak cuma sebagai pemanis rasa saja namun juga bisa dipakai sebagai penyedap rasa dengan cara dikombinasikan dengan garam, bahkan kombinasi ini lebih sehat dibandingkan dengan menggunakan MSG. Sekarang apakah Anda mengenal jenis gula selain gula pasir dan gula merah? Tentu sebagian besar belum mengenal beberapa jenis yang lainnya.  Padahal masih ada gula jenis lainya, berikut ulasan selengkapnya: Gula Batu Sesuai dengan namanya, jenis gula yang pertama ini memang berbentuk menyerupai batu kristal yang berukuran sedang. Gula ini terbuat dari air tebu yang dilarutkan dengan direbus dengan air, gula batu sendiri mempunyai tekstur yang keras dan tidak gampang larut dengan air. Gula batu di Indonesia sering kali dikaia sebagai pemanus untuk teh serta minuman tradisional semacam jamu. Gula batu menjadi penawar kepahitan jamu atau obat-obatan. Gula Kastor Sepintas gula kastor hampir sama dengan gula halus, hanya saja yang membekannya adalah pada tekstur gula kastor yang lebih halus berupa butiran-butiran halus yang tetap nampak jelas terlihat. Gula jenis ini sering digunakan menjadi campuran  icing  serta  whipped cream  guna mempercantik tampilan sebuah kue. Gula Pasir Gula pasir merupakan gula yang paling populer dan pasti diketahui seluruh masyarakat Indonesia. Gula ini paling banyak dipakai untuk penambah rasa manis untuk berbagai jenis minuman maupun makanan. Bentuknya berupa kristal halus bertekstur sedikit kasar. Gula pasir dibuat dari air tebu yang direbus sampai mengental lalu dihaluskan sampai menjadi butiran gula. Selain itu gula pasir sering dikatakan sebagai pemanis yang memiliki berbagai kegunaan lantaran bisa dipakai sebagai pemanis minuman, bahan pembuat karamel, dan penambah atau penyedap rasa masakan. Gula Merah Jenis gula yang selanjutnya adalah gula merah atau sering disebut dengan nama gula jawa. Gula yang satu ini menjadi salah satu pemanis tradisional khas Indonesia. Behan baku gula merah berbeda dengan gula pasir yang berbahan tebu maka gula merah berbahan air nira atau air buah aren yang kemudian direbus sampai berubah menjadi warna kecoklatan. Tekstur dari gula merah adalah agak keras dan sudah lama menjadi pemanis andalan untuk berbagai panganan tradisional semacam bolu kukus, dodol, lopis, dan lain sebagainya. Brown Sugar Selanjutnya ada gula cokelat atau terkenal dengan sebutan  brown sugar  yang terbuat dari gula pasir dicampur dengan molase yang merupakan sari tebu warna coklat gelap bertekstur agak basah serta lengket saat disentuh.  Brown sugar  mempunyai beberapa wangi karamel yang unik. Berkat keunikan wanginya ini maka gula jenis ini sering dipakai untuk campuran kue dan roti supaya hasilnya lebih menggugah selera. Selain itu  brown sugar  juga kerap disajikan menjadi penambah rasa serta aroma minuman kopi maupun teh hangat. Berkaitan dengan jenis gula yang bergitu beragam maka GSI (Global Solusi Ingredia) Indonesia yang menjadi perusahaan pemasok bahan makanan, fungsional maupun khusus yang berbasis di Kuala Lumpur Malaysia. GSI memiliki produk pemanis tambahan yang dapat diaplikasikan pada makanan ataupun minuman. Produk GSI yang satu ini memiliki rasa manis dengan maupun tanpa jumlah kalori yang dibatasi. Sehingga makanan atau minuman yang Anda sajikan semakin sempurna dengan pemanis dari GSI Indonesia.

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:33

Keju memang bukan makanan yang berasal dari Indonesia, tetapi penggemarnya cukup banyak di Nusantara. Terbukti dengan banyaknya makanan khas yang dikombinasikan dengan keju seperti serabi keju, martabak keju, bakso keju, dan sebagainya. Meskipun Anda sangat menyukai keju, tetapi, harus tetap waspada dan mengetahui cara memilih keju yang baik. Sehingga, Anda terhindar dari membeli keju yang kondisinya sudah jelek. Nah, untuk menambah pengetahuan Anda, silakan simak pembahasannya di bawah ini! Mengecek Kemasannya Hal pertama yang perlu Anda lakukan saat akan membeli keju adalah mengecek kemasannya. Pastikan pilih keju yang kemasannya tertutup rapat. Pastikan keju dipilih dalam kemasan yang baik, tidak bergelembung, serta tidak ada bagian yang robek. Cek juga daftar komposisi bahan serta nilai gizinya. Pastikan di dalam keju tersebut, tidak ada kandungan bahan yang berbahaya. Lihat tanggal kadaluarsa yang terdapat pada kemasan, jika sudah melebihi  expired date , sebaiknya keju tersebut tidak dikonsumsi manusia. Telitilah saat membeli keju dengan melihat setiap sudut kemasan terlebih dahulu. Sehingga, Anda terhindar dari keju yang kualitasnya kurang baik. Warna Keju Kuning Setelah kemasan dibuka, cara memilih keju yang baik dengan melihat warnanya. Meskipun beberapa jenis keju memiliki warna yang berbeda, tetapi umumnya berwarna kuning. Beberapa diantaranya memiliki warna kuning tua yakni pada keju cheddar. Ada juga yang memiliki warna kuning pucat laiknya keju mozzarella. Yang perlu Anda ketahui juga terdapat jenis keju yang memiliki bintik hitam. Nah, bintik ini bukan kotoran maupun jamur, tetapi memang bagian dari keju tersebut. Sebaiknya, hindari keju berjamur karena penyebabnya adalah proses penyimpanan yang kurang baik. Aroma yang Sedap Keju memiliki aroma khas laiknya susu atau tidak berbau sama sekali. Jika keju telah berbau tengik, artinya, sudah basi dan tidak layak dikonsumsi. Jadi, pastikan Anda mencium baunya terlebih dahulu sebelum diolah atau dijadikan topping makanan tertentu. Tekstur Keju Cara memilih keju yang baik selanjutnya adalah dilihat teksturnya. Nah, setiap jenis keju memiliki tekstur yang berbeda. Seperti pada keju mozzarella yang lunak sedangkan keju edam teksturnya keras. Sedangkan keju cheddar memiliki tekstur yang kenyal apabila ditekan. Untuk itu, perhatikan jenis keju yang akan dikonsumsi, apakah teksturnya sudah sesuai dengan jenisnya atau tidak. Jadi, misalnya, keju edam memiliki tekstur yang lunak, justru keju tersebut sudah tidak baik lagi kualitasnya. Kualitas Keju juga Bisa Dilihat dari Proses Pembuatannya Ada berbagai cara untuk membuat keju. Makanan ini dihasilkan dengan memisahkan zat padat pada susu dengan proses koagulasi (pengentalan). Nah, dalam proses koagulasi ini, susu membutuhkan bakteri atau enzim tertentu atau rennet. Beberapa produk keju juga dihasilkan dengan menggunakan enzim papain. Rennet didapatkan dari lambung mamalia yang mencerna susu. Jadi, cukup sulit untuk didapatkan. Namun, di Global Solusi Ingredia, tersedia berbagai jenis enzim untuk membantu dalam proses pengolahan bahan makanan seperti keju. Rennet dan papain yang ada di GSI sudah melalui proses yang baik. Sehingga, mampu memodifikasi protein, polisakarida, dan lemak dengan sempurna. Jadi, keju yang diproses menggunakan jenis enzim dari GSI akan mendapatkan tekstur, volume, dan tampilan yang sempurna. Nah, begitulah cara memilih keju yang baik dan berkualitas. Mulai dari warna, tekstur, hingga proses pembuatannya. Jika ingin mencoba membuatnya sendiri, silakan menggunakan enzim dari GSI. Tak hanya menyediakan enzim untuk pembuatan keju. Ada juga enzim lain seperti laktase, papain, rennet, alpha galactosidase,  aminopeptidase, acid protease, amilase, beta amilase, glucoamylase, cellulase, dan sebagai. Semua enzim tersebut bisa dimanfaatkan untuk pengolahan keju, susu, roti, mie, dan masih banyak lagi.

Contact Us

Contact Us