Salted Butter

Senin, 06 Oktober 2025 - 05:22

Mentega (butter) adalah salah satu bahan dasar dalam dunia kuliner yang memiliki peran penting dalam menciptakan rasa, tekstur, dan aroma khas pada berbagai jenis makanan. Dari roti, kue, saus, hingga masakan sehari-hari, mentega sering kali menjadi elemen kunci yang menentukan kualitas sebuah hidangan. Di antara berbagai jenis mentega yang tersedia di pasaran, terdapat dua kategori utama yang paling sering digunakan: salted butter (mentega asin) dan unsalted butter (mentega tawar). Meski keduanya tampak serupa secara fisik—berwarna kuning pucat, padat namun lembut saat suhu ruang—perbedaan kecil dalam kandungan garam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap cita rasa, fungsi, hingga penggunaannya dalam resep. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu salted butter, bagaimana proses pembuatannya, peran garam dalam mentega, serta perbedaan mendasar dengan unsalted butter sehingga Anda bisa lebih bijak dalam memilih sesuai kebutuhan kuliner. Apa Itu Salted Butter?  Salted butter adalah jenis mentega yang ditambahkan garam saat proses produksi. Kandungan garam pada salted butter bervariasi tergantung produsen, namun biasanya berkisar antara 1–3% dari total berat mentega . Penambahan garam tidak hanya memberikan rasa gurih asin yang khas, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet alami yang dapat memperpanjang umur simpan mentega. Secara umum, salted butter memiliki rasa lebih kaya dan kompleks dibandingkan unsalted butter, sehingga sering digunakan untuk olesan roti, biskuit, atau masakan gurih . Garam di dalamnya membantu menonjolkan rasa alami makanan, membuat salted butter populer untuk penggunaan sehari-hari. Sejarah Singkat Penggunaan Garam dalam Butter Sejak zaman dahulu, manusia telah menggunakan garam sebagai bahan pengawet alami. Dalam konteks mentega, penambahan garam pertama kali dilakukan bukan untuk rasa, tetapi untuk mencegah kerusakan akibat bakteri dan memperpanjang daya tahan mentega, terutama sebelum ditemukannya teknologi pendingin. Di Eropa abad pertengahan, butter asin menjadi standar di banyak daerah karena kebutuhan penyimpanan jangka panjang. Hingga kini, salted butter masih menjadi pilihan utama di banyak negara untuk konsumsi rumah tangga, terutama di Eropa Barat. Baca juga: 7 Jenis Margarin dan Kelebihannya dalam Membuat Kue Lebih Lezat Proses Pembuatan Salted Butter Secara garis besar, proses pembuatan salted butter sama dengan unsalted butter, hanya berbeda pada tahap akhir ketika garam ditambahkan. Pemilihan Krim (Cream Selection): Mentega dibuat dari krim susu yang dipisahkan dari susu segar. Pasteurisasi: Krim dipanaskan untuk membunuh bakteri berbahaya. Pengadukan (Churning): Krim dikocok hingga memisahkan lemak butter (butterfat) dari buttermilk. Pencucian dan Pengadukan Lanjut: Gumpalan lemak dicuci dengan air dingin untuk menghilangkan sisa cairan. Penambahan Garam: Pada tahap ini, garam ditambahkan ke dalam mentega untuk menghasilkan salted butter. Jumlah garam disesuaikan dengan standar produsen. Pengemasan: Mentega kemudian dibentuk menjadi balok, batangan, atau kemasan siap jual. Kandungan Nutrisi Salted Butter Secara nutrisi, salted butter dan unsalted butter hampir sama, kecuali pada kandungan natrium (sodium). Dalam 100 gram salted butter rata-rata mengandung: Kalori: 717 kkal Lemak total: 81 g Lemak jenuh: 51 g Lemak tak jenuh: 21 g Kolesterol: 215 mg Protein: 1 g Vitamin A, D, E, dan K (larut dalam lemak) Sodium (natrium): 400–600 mg (tergantung kadar garam) Kandungan sodium inilah yang membedakan salted butter dengan unsalted butter, sekaligus memengaruhi rasa dan fungsinya. Perbedaan Salted Butter dan Unsalted Butter 1. Rasa Salted Butter: Memiliki rasa asin gurih, cocok sebagai olesan roti, biskuit, atau masakan gurih. Unsalted Butter: Rasanya murni, creamy, dan sedikit manis alami dari susu. Lebih netral sehingga ideal untuk baking. 2. Umur Simpan Salted Butter: Garam bertindak sebagai pengawet alami, sehingga lebih tahan lama (2–3 bulan di kulkas). Unsalted Butter: Lebih cepat rusak karena tidak ada garam, biasanya hanya bertahan 1–2 bulan. 3. Penggunaan dalam Masakan Salted Butter: Cocok untuk olesan roti, memasak sayur, membuat saus gurih, atau menumis. Unsalted Butter: Lebih disukai dalam baking (kue, pastry, cookies) karena resep biasanya sudah mengatur kadar garam secara presisi. 4. Kandungan Sodium Salted Butter: Mengandung sodium yang bervariasi, membuat sulit mengontrol kadar garam dalam resep baking. Unsalted Butter: Tidak mengandung garam, sehingga memudahkan pengaturan rasa sesuai kebutuhan. Kapan Sebaiknya Menggunakan Salted Butter? Salted butter lebih tepat digunakan dalam situasi berikut: Sebagai Olesan Roti atau Croissant Rasa asin gurih memberikan sensasi yang lebih nikmat dibandingkan unsalted butter. Masakan Gurih Misalnya untuk menumis sayur, membuat scrambled egg, mashed potato, atau saus creamy. Masakan Cepat (Quick Cooking) Saat memasak cepat, salted butter menambah cita rasa tanpa perlu menambahkan garam tambahan. Kapan Sebaiknya Menggunakan Unsalted Butter? Unsalted butter lebih direkomendasikan pada: Baking Karena resep kue, cake, dan pastry membutuhkan takaran garam yang presisi, unsalted butter memberikan kontrol penuh pada rasa akhir. Resep Spesial dengan Variasi Rasa Jika resep menggunakan banyak bahan lain dengan kandungan garam (misalnya keju, cokelat, atau kacang asin), unsalted butter membantu menyeimbangkan rasa. Makanan Bayi dan Diet Rendah Garam Karena bebas sodium, unsalted butter lebih aman untuk bayi atau orang yang menjalani diet rendah natrium. Kelebihan dan Kekurangan Salted Butter Kelebihan Memiliki rasa gurih yang lezat. Lebih tahan lama dibanding unsalted butter. Praktis untuk penggunaan sehari-hari. Kekurangan Sulit mengontrol takaran garam dalam resep baking. Tidak cocok untuk diet rendah sodium. Tidak ideal untuk resep yang membutuhkan rasa netral . Tips Memilih Antara Salted dan Unsalted Butter Untuk Baking: Gunakan unsalted butter agar resep lebih akurat. Untuk Masakan Gurih Cepat: Salted butter lebih praktis. Untuk Olesan Roti: Salted butter memberikan rasa yang lebih kaya. Untuk Anak-Anak: Lebih baik gunakan unsalted butter demi mengurangi asupan garam. Baca juga: Mentega Tawar vs Margarin: Perbedaan, Kelebihan, dan Kapan Harus Digunakan Popularitas Salted Butter di Dunia Kuliner Beberapa negara memiliki kebiasaan berbeda dalam penggunaan butter: Eropa Barat (Prancis, Irlandia, Denmark): Salted butter populer sebagai olesan roti dan bahan masakan. Amerika Serikat: Unsalted butter lebih umum digunakan untuk baking karena resep banyak dikembangkan dengan standar ini. Asia (termasuk Indonesia): Kedua jenis butter tersedia, tetapi salted butter lebih mudah ditemukan di pasaran dan banyak digunakan dalam hidangan rumahan. Kesimpulan Salted butter adalah mentega yang ditambahkan garam, memberikan rasa asin gurih sekaligus memperpanjang umur simpan. Dibandingkan dengan unsalted butter, salted butter lebih cocok untuk penggunaan sehari-hari seperti olesan roti atau memasak hidangan gurih, sementara unsalted butter lebih ideal untuk baking yang membutuhkan presisi rasa. Dengan memahami perbedaan keduanya, kita dapat lebih bijak dalam memilih jenis butter sesuai kebutuhan. Jika Anda seorang pecinta masak cepat dan praktis, salted butter bisa menjadi pilihan terbaik. Namun, jika Anda seorang baker atau sering membuat pastry, unsalted butter adalah bahan wajib agar rasa kue tetap seimbang. Pada akhirnya, baik salted maupun unsalted butter memiliki tempatnya masing-masing dalam dunia kuliner. Kuncinya adalah mengetahui kapan dan bagaimana menggunakannya dengan tepat .

Contact Us

Contact Us