Functional food tentu menjadi salah satu jenis makanan yang familiar bagi pelaku industri food and beverages. Keberadaan pangan fungsional ini menjadi sangat penting karena mengandung komponen bioaktif yang bisa memberikan dampak positif untuk metabolisme. Makanan yang digolongkan sebagai jenis functional food tentu memiliki syarat tertentu. Sehingga, zat gizi di dalamnya memang benar-benar bisa memenuhi kebutuhan tubuh sesuai yang dikehendaki. Definisi Functional Food Berbagai jenis functional food adalah bahan makanan alami seperti buah dan sayur maupun pangan olahan yang memiliki kandungan berupa komponen bioaktif yang baik untuk metabolisme. European Commission Concreted Action on Functional Food Science in Europe atau FUFOSE juga mendefinisikan functional food apabila suatu bahan pangan mengandung satu atau lebih manfaat pada target fungsi tubuh sehingga bisa meningkatkan status kesehatan serta kebugaran. Selain itu, bisa menurunkan risiko suatu penyakit. Sedangkan menurut Badan POM RI, functional food dikatakan sebagai bahan pangan yang alami maupun sudah diproses dan mengandung beberapa senyawa yang memiliki fungsi fisiologis dan bermanfaat untuk kesehatan. Fungsi fisiologis dari jenis functional food diantaranya: 1. Mencegah penyakit 2. Memperlambat penuaan pada tubuh 3. Regulasi kondisi ritme fisik dari tubuh 4. Dapat menyehatkan tubuh kembali atau recovery 5. Dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia Persyaratan Functional Food Suatu bahan pangan untuk bisa digolongkan pada jenis functional food apabila memiliki tiga sifat yang penting meliputi : 1. Asupan zat gizi esensial bagi keberlangsungan hidup. 2. Memiliki pemuasan sensori atau teksturnya baik serta rasanya enak. 3. Secara fisiologis dapat dijadikan regulasi bioritme, sistem imun, sistem syaraf, serta pertahanan tubuh. Jadi, banyak negara maju yang memilih bahan pangan tidak hanya berdasarkan kandungan gizi serta rasanya saja. Namun, juga memiliki pengaruh pada kesehatan manusia. Bahkan, makanan harus mampu menghilangkan dan menyembuhkan efek negatif dari suatu penyakit. Dengan anggapan ini, maka jenis functional food menjadikan sebuah paradigma baru untuk ilmu serta teknologi pangan. Pun, dilakukan modifikasi produk pangan agar memiliki sifat fungsional. Kini, Indonesia juga mulai memproduksi atau mengimpor berbagai macam bahan pangan fungsional. Senyawa yang Memiliki Fungsi Fisiologis pada Functional Food Terdapat beberapa senyawa yang memiliki fungsi fisiologis pada pangan fungsional. Diantara senyawa tersebut adalah : · Serat pangan atau dietary fiber · Gula alkohol atau polyol · Asam lemak tak jenuh atau polyunsaturated fatty acids · Glokosida dan isoprenoid · Oligosakarida · Peptida serta protein tertentu · Polifenol dan isoflavon · Bakteri asam laktat · Koiln dan lesitin · Vitamin dan mineral · Phytosteron Meski adanya kandungan senyawa tersebut, tetapi, jenis functional food tidak berbentuk tablet, kapsul, dan bubuk. Functional food juga berbeda dengan suplemen atau obat. Obat memiliki fungsi yang bersifat kuratif pada suatu penyakit, sedangkan bahan pangan fungsional sifatnya hanya membantu mencegah penyakit saja. Adapun beberapa contoh functional food meliputi: mie instan yang mengandung vitamin dan mineral, breakfast cereals, pagan tanpa lemak, minuman dengan kandungan suplemen dietary fiber, cola rendah kalori, minuman isotonic, pasta dengan dietary fiber, permen dengan zat besi dan vitamin, minuman untuk pencernaan, teh dengan kalsium, sport drink, sosis dengan serat dan oligosakarida, dan sebagainya. Dapatkan Jenis Functional Food di GSI Sebagai salah satu produsen functional food terkemuka di Malaysia, Indonesia, dan beberapa negara lain, Global Solusi Ingredia dapat menjamin mutu dan kualitas produknya. Beberapa jenis functional food yang diproduksi meliputi functional emulsifier, functional food ingredients, antioxidant, chocolate, flavor, dan sebagainya. Segera hubungi GSI untuk mendapatkan bahan makanan berkualitas tinggi, mengandung gizi, sekaligus bermanfaat bagi tubuh.