Pemanis buatan adalah salah satu alternatif pengganti gula. Meskipun kalorinya dianggap lebih kecil, akan tetapi bisa berpotensi bisa menimbulkan gangguan kesehatan apabila dikonsumsi berlebihan.
Ada banyak contoh pemanis buatan yang dihasilkan dengan proses kimiawi. Untuk rasanya sendiri lebih manis ketimbang pemanis biasa (gula).
Sebagai alternatif pengganti gula, Anda tidak hanya bisa memanfaatkan pemanis buatan, tetapi juga bisa menggunakan pemanis alami. Contoh dari pemanis alami meliputi kurma, gula kelapa, madu, sirup maple, daun stevia, molase, dan sebagainya.
Pemanis buatan adalah bahan sintetis yang dibuat agar bisa memberi rasa manis pada makanan atau minuman. Meskipun memiliki dampak yang tidak baik jika dikonsumsi terus menerus, tetapi pada beberapa jenis makanan, penggunaan pemanis buatan tidak bisa dihindari.
Pemanis buatan juga termasuk pada golongan zat aditif untuk menambah tekstur, cita rasa serta memperpanjang daya simpan makanan dan minuman.
Pemanis buatan merupakan bahan yang aman dikonsumsi dengan catatan tidak lebih dari batas asupan dalam sehari yang sudah ditetapkan. Akan tetapi, ada dugaan pemanis buatan bisa membawa dampak yang buruk bagi sebagian orang.
Seperti aspartam yang dapat memicu reaksi alergi, atau sakarin yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama yang bisa memicu kanker. Meski begitu, efek samping ini belum dibuktikan dan perlu adanya penelitian yang lebih lanjut.
Contoh pemanis buatan juga sangat minim atau bahkan nol kalori. Rasa yang sangat manis membuat penambahan bahan ini hanya sedikit saja pada makanan. Nah, dalam peraturan BPOM RI nomor 11 tahun 2019, ada beberapa jenis pemanis buatan yang diperbolehkan penggunaannya di Indonesia.
Untuk itu, jika Anda merupakan pengusaha food and beverages harus paham jenis pemanis buatan tersebut. Selanjutnya, akan dibahas pada ulasan di bawah ini!
Adapun jenis pemanis buatan yang bisa Anda gunakan pada makanan atau minuman meliputi :
1. Sakarin
Cita rasa manis pada sakarin bisa mencapai 300 hingga 400 kali lebih besar ketimbang gula. Sehingga, penggunaan sakarin tidak boleh lebih dari 30 miligram pada setiap kali penyajian makanan. Pada minuman, penggunaan yang diperbolehkan hanya 4 mg/10 ml cairan.
2. Aspartam
Aspartam kerap dipakai pada sereal sarapan, permen karet, minuman berkarbonasi, serta agar-agar. Rasa manis dari aspartam mencapai 220 kali lipat dari gula. Aspartam mengandung beberapa zat seperti asam aspartat, asam amino, etanol, dan fenilalanin.
3. Acesulfame Potassium
Acesulfame Potassium memiliki sifat yang stabil pada suhu yang tinggi serta mudah larut. Dengan begitu, contoh pemanis buatan yang satu ini bisa digunakan untuk produk makanan. Namun, penggunaan yang diperbolehkan hanya 15 mg/kg berat badan.
4. Sukralosa
Sukralosa merupakan turunan dari sukrosa dengan rasa manis hingga 600 kali lebih kuat dari gula. Penggunaannya lebih sering untuk makanan yang digoreng atau dipanggang. Konsumsi yang diperbolehkan hanya 5 mg/kg berat badan.
5. Neotam
Contoh pemanis buatan yang selanjutnya adalah neotam. Bahan ini digunakan di jenis makanan yang rendah kalori. Sedangkan secara kimia, kandungan neotam setara dengan aspartam tetapi, rasa manisnya lebih kuat 40 kali lipat ketimbang aspartam. Batasan penggunaan Neotam adalah 18 mg/kg berat badan untuk konsumsi harian.
Global Solusi Ingredia merupakan salah satu produsen bahan makanan yang terkemuka di Malaysia dan Indonesia. GSI juga menyediakan berbagai macam contoh pemanis buatan dan alami. Tentunya yang diijinkan oleh BPOM RI.
Beberapa bahan yang tersedia meliputi fruktosa, glukosa, mannitol, sirup jagung, sakarin, sukralosa, aspartam, dan sebagainya. Yuk, hubungi GSI untuk mendapatkan bahan makanan yang aman dan terjamin!
Anna Masruroh Al Jannah
A person whose love writing the most. As SEO Content Writer Global Solusi Ingredia, she loves to write an articles about foods and cake.